ingin mampu mengeluarkan diri dari kekuatan lingkaran setan itu.
hidup ini bukan sekedar perbaikan dari kesalahan masa lalu. masing- masing memiliki jalan sendiri, begitu pula dengan mereka. satu-satunya jalan atau cara, tidak pernah eksis.
saya tidak ingin menjadi duplikasi atau versi terbaru dari sesuatu.
i'm out.
Senin, 29 November 2010
Rabu, 24 November 2010
aku berpikir maka aku ada: power dan empowerment
cukup sudah berpikir, sekarang lakukan tindakan!
meng"ada"kan diri sendiri tanpa membenamkan diri pada prasangka yang mungkin akan menuntun manusia pada arah yang salah adalah suatu proses pemberdayaan - pada diri sendiri.
kamu memberdayakan dirimu, melalui pikiran, lalu tindakan.
konsep diri, menurut Maxwell Maltz, adalah blue print kita dalam bertingkah laku. dengan memperbaiki cara pandang terhadap diri kita, keyakinan diri kita akan tumbuh, dan tingkah laku kita akan mengikuti konsep diri yang telah berubah menjadi positif.
semua langkah ini harus berawal dari pandangan obyektif terhadap segala kekurangan dan kelebihan yang ada pada diri seseorang. Kelebihan yang ada dipupuk terus agar dapat menjadi competitive advantage, sementara kekurangan ayang ada harus dirubah. Ingat, tingkat kesuksesan berawal dari kemauan diri untuk menyadari kelemahan dan kemauan melakukan perubahan secara berkualitas. di samping itu, sikap proaktif juga menuntun kita untuk mengimplementasikan rencana-rencana pemberdayaan diri ini melalui aktivitas yang bertumpu pada pengembangan diri, baik untuk sasaran jangka pendek maupun jangka panjang.
setiap manusia mempunyai pengaruh pada dirinya dan cenderung represif terhadap dunia kekuasaan "eksternal". munculnya konsep pemberdayaan merupakan akibat dari reaksi terhadap alam pikiran, tata-masyarakat dan tata-budaya sebelumnya yang berkembang di suatu kehidupan sosial.
bercermin pada kajian teori dalam lingkup sosial, pada awal gerakan modern, konsep pemberdayaan bertujuan untuk menemukan alternatif baru dalam pembangunan masyarakat. dan pada hakikatnya, proses pemberdayaan dapat dipandang sebagai depowerment dari sistem kekuasaan yang mutlak-absolut (intelektual, religius,politik,ekonomi dan militer) lalu, konsep ini digantikan oleh sistem baru yang berlandaskan humanisme- aliran yang bercita-cita untuk dapat menemukan sistem yang sepenuhnya berpihak pada kemanusiaan.
namun, sama halnya dengan imperialisme, pemberdayaan akan menjadi masalah bisa secara konseptual bersifat zero-sum, yang pada prosesnya dibarengi oleh adanya power "seseorang" pada "orang lain". power adalah kemampuan seseorang untuk mewujudkan keinginannya, kendatipun terpaksa menentang lainnya. dalam keadaan seperti itu, pemberdayaan harus dapat dinegosiasikan sebagai strategi untuk mengadakan reformasi sosial.
pada wacana pembangunan masyarakat, konsep pemberdayaan selalu dihubungkan dengan independency, partisipasi, jaringan kerja dan keadilan. pada dasarnya, pemberdayaan diletakkan pada kekuatan tingkat individu dan sosial untuk lebih diberdayakan melalui usaha mereka sendiri dan akumulasi pengetahuan, keterampilan serta sumber lainnya dalam rangka mencapai tujuan mereka tanpa bergantung pada pertolongan dari hubungan eksternal. namun perlu ditekankan makna pentingnya proses dalam pengambilan keputusan, oleh karena itu partisipasi merupakan komponen penting dalam pembangkitan independency dan proses empowerment.
pemberdayaan dan partisipasi merupakan hal yang menjadi pusat perhatian dalam proses pembangunan di berbagai negara. kemiskinan yang terus melanda dan menggerus kehidupan umat manusia akibat resesi internasional yang terus bergulir dan proses restrukturisasi. dipercaya bahwa partisipasi masyarakat di dunia ketiga merupakan sarana efektif untuk menjangkau masyarakat termiskin melalui upaya pembangkitan semangat hidup untuk dapat menolong diri sendiri. partisipasi masyarakat merupakan strategi efektif untuk mengatasi masalah urbanisasi dan industrialisasi serta memberikan jaminan pembangunan yang berkelanjutan- kini, pemberdayaan masyakat miskin sudah menhadi slogan umum.
pemberdayaan menjadi retorika?
yang menjadi ambigu dari pemberdayaan adalah sebuah pertanyaan tentang kesanggupan pemenuhan diri sendiri. berapa banyak orang harus melakukan sesuatu untuk diri mereka sendiri? bagaimanapun, penggunaan intervensi akan dapat meningkatkan isu keadilan. bagi mereka yang paling membutuhkan dan belum dapat menyiapkan diri terhadap kebutuhan mereka, biasanya memiliki sedikit ilmu pengetahuan, keterampilan, uang atau kekuatan fisik. kondisi ini mendorong intervensi dari pihak luar menjadi tidak proporsional. hal terpenting dalam proses pemberdayaan adalah partisipasi aktif dalam pengambilan keputusan. namun demikian, pada kenyataannya seluruhnya dikerjakan oleh agen profesional atas nama "pemberdayaan". pendekatan tersebut dapat gagal menjalankan fungsinya dalam proses kontrol terhadapt masyarakat untuk akses terhadap sumber. dengan kata lain, pemberdayaan hanya akan menjadi retorika yang menyelimuti jasa-jasa pelayanan sosial.
meng"ada"kan diri sendiri tanpa membenamkan diri pada prasangka yang mungkin akan menuntun manusia pada arah yang salah adalah suatu proses pemberdayaan - pada diri sendiri.
kamu memberdayakan dirimu, melalui pikiran, lalu tindakan.
konsep diri, menurut Maxwell Maltz, adalah blue print kita dalam bertingkah laku. dengan memperbaiki cara pandang terhadap diri kita, keyakinan diri kita akan tumbuh, dan tingkah laku kita akan mengikuti konsep diri yang telah berubah menjadi positif.
semua langkah ini harus berawal dari pandangan obyektif terhadap segala kekurangan dan kelebihan yang ada pada diri seseorang. Kelebihan yang ada dipupuk terus agar dapat menjadi competitive advantage, sementara kekurangan ayang ada harus dirubah. Ingat, tingkat kesuksesan berawal dari kemauan diri untuk menyadari kelemahan dan kemauan melakukan perubahan secara berkualitas. di samping itu, sikap proaktif juga menuntun kita untuk mengimplementasikan rencana-rencana pemberdayaan diri ini melalui aktivitas yang bertumpu pada pengembangan diri, baik untuk sasaran jangka pendek maupun jangka panjang.
setiap manusia mempunyai pengaruh pada dirinya dan cenderung represif terhadap dunia kekuasaan "eksternal". munculnya konsep pemberdayaan merupakan akibat dari reaksi terhadap alam pikiran, tata-masyarakat dan tata-budaya sebelumnya yang berkembang di suatu kehidupan sosial.
bercermin pada kajian teori dalam lingkup sosial, pada awal gerakan modern, konsep pemberdayaan bertujuan untuk menemukan alternatif baru dalam pembangunan masyarakat. dan pada hakikatnya, proses pemberdayaan dapat dipandang sebagai depowerment dari sistem kekuasaan yang mutlak-absolut (intelektual, religius,politik,ekonomi dan militer) lalu, konsep ini digantikan oleh sistem baru yang berlandaskan humanisme- aliran yang bercita-cita untuk dapat menemukan sistem yang sepenuhnya berpihak pada kemanusiaan.
namun, sama halnya dengan imperialisme, pemberdayaan akan menjadi masalah bisa secara konseptual bersifat zero-sum, yang pada prosesnya dibarengi oleh adanya power "seseorang" pada "orang lain". power adalah kemampuan seseorang untuk mewujudkan keinginannya, kendatipun terpaksa menentang lainnya. dalam keadaan seperti itu, pemberdayaan harus dapat dinegosiasikan sebagai strategi untuk mengadakan reformasi sosial.
pada wacana pembangunan masyarakat, konsep pemberdayaan selalu dihubungkan dengan independency, partisipasi, jaringan kerja dan keadilan. pada dasarnya, pemberdayaan diletakkan pada kekuatan tingkat individu dan sosial untuk lebih diberdayakan melalui usaha mereka sendiri dan akumulasi pengetahuan, keterampilan serta sumber lainnya dalam rangka mencapai tujuan mereka tanpa bergantung pada pertolongan dari hubungan eksternal. namun perlu ditekankan makna pentingnya proses dalam pengambilan keputusan, oleh karena itu partisipasi merupakan komponen penting dalam pembangkitan independency dan proses empowerment.
pemberdayaan dan partisipasi merupakan hal yang menjadi pusat perhatian dalam proses pembangunan di berbagai negara. kemiskinan yang terus melanda dan menggerus kehidupan umat manusia akibat resesi internasional yang terus bergulir dan proses restrukturisasi. dipercaya bahwa partisipasi masyarakat di dunia ketiga merupakan sarana efektif untuk menjangkau masyarakat termiskin melalui upaya pembangkitan semangat hidup untuk dapat menolong diri sendiri. partisipasi masyarakat merupakan strategi efektif untuk mengatasi masalah urbanisasi dan industrialisasi serta memberikan jaminan pembangunan yang berkelanjutan- kini, pemberdayaan masyakat miskin sudah menhadi slogan umum.
pemberdayaan menjadi retorika?
yang menjadi ambigu dari pemberdayaan adalah sebuah pertanyaan tentang kesanggupan pemenuhan diri sendiri. berapa banyak orang harus melakukan sesuatu untuk diri mereka sendiri? bagaimanapun, penggunaan intervensi akan dapat meningkatkan isu keadilan. bagi mereka yang paling membutuhkan dan belum dapat menyiapkan diri terhadap kebutuhan mereka, biasanya memiliki sedikit ilmu pengetahuan, keterampilan, uang atau kekuatan fisik. kondisi ini mendorong intervensi dari pihak luar menjadi tidak proporsional. hal terpenting dalam proses pemberdayaan adalah partisipasi aktif dalam pengambilan keputusan. namun demikian, pada kenyataannya seluruhnya dikerjakan oleh agen profesional atas nama "pemberdayaan". pendekatan tersebut dapat gagal menjalankan fungsinya dalam proses kontrol terhadapt masyarakat untuk akses terhadap sumber. dengan kata lain, pemberdayaan hanya akan menjadi retorika yang menyelimuti jasa-jasa pelayanan sosial.
Senin, 22 November 2010
Selasa, 16 November 2010
arus kali
kadang mereka bisa lupa, kalo saya masih jadi manusia. bukan manusia super yang selalu mereka kira.
kadang mereka lupa, kalo hati saya masih terbuat dari organ hidup, bukan batu.
kadang mereka tak mau tahu, kalo saya mungkin saja terluka atau merasa lelah.
keletihan yang membuat saya berada pada suatu titik "rasanya tidak tahan lagi". dan kadang mereka lupa caranya berurusan dengan orang seperti saya, atau mereka memilih untuk menolaknya, menyepelekannya, bahkan menganggapnya tidak ada.
saya sedang capek, dan tidak ada energi untuk menjelaskannya pada orang lain.
jadi maaf-maaf saja kalau ternyata pilihan saya mengecewakan.
saya memilih untuk menyingkir. asik pada dunia sendiri, yang adalah nihil.
tidak akan berharap siapapun mengerti, karena tidak selalu dimengerti itu tidak mengapa.
dan saya tahu bahwa saya sendirian.
berjuang sendirian. tumbuh sendirian.
sementara mereka bilang sayalah yang berubah.
ketidakingintahuan itu penolakan terbesar buat saya.
makanya, saya tidak akan menegur siapa-siapa dulu. biarkan saya sendiri ya?
jangan mendekat. saya ingin ruangan kosong untuk diri sendiri.
mungkin itulah yang saya butuhkan sekarang.
kadang mereka lupa, kalo hati saya masih terbuat dari organ hidup, bukan batu.
kadang mereka tak mau tahu, kalo saya mungkin saja terluka atau merasa lelah.
keletihan yang membuat saya berada pada suatu titik "rasanya tidak tahan lagi". dan kadang mereka lupa caranya berurusan dengan orang seperti saya, atau mereka memilih untuk menolaknya, menyepelekannya, bahkan menganggapnya tidak ada.
saya sedang capek, dan tidak ada energi untuk menjelaskannya pada orang lain.
jadi maaf-maaf saja kalau ternyata pilihan saya mengecewakan.
saya memilih untuk menyingkir. asik pada dunia sendiri, yang adalah nihil.
tidak akan berharap siapapun mengerti, karena tidak selalu dimengerti itu tidak mengapa.
dan saya tahu bahwa saya sendirian.
berjuang sendirian. tumbuh sendirian.
sementara mereka bilang sayalah yang berubah.
ketidakingintahuan itu penolakan terbesar buat saya.
makanya, saya tidak akan menegur siapa-siapa dulu. biarkan saya sendiri ya?
jangan mendekat. saya ingin ruangan kosong untuk diri sendiri.
mungkin itulah yang saya butuhkan sekarang.
Langganan:
Postingan (Atom)