Senin, 27 Desember 2010

bumi manusia

i don't wanna go, i could've stayed.
stay to move.

Senin, 13 Desember 2010

a running track

i'm a runner.
a runner up and i'll run away.
when i run, i never look back.
i'll leave.
i'm observing.
asking many questions
but in the end,
it remains.

Minggu, 05 Desember 2010

Kamis, 02 Desember 2010

'another' being

i like it here being alone, but i never be all "alone". there is a space of the unseen encounter, the unheard communication trying to make a connection in the physical body.
so i never be really "alone".

i believe that everyone is aware of their five basic senses-seeing, feeling, smelling, hearing and tasting. what everyone is not so well aware of is their "other" sense, that sense of otherworldliness, a relation to something more and greater than their physical senses are able to perceive. and i do believe that the universe is full of this unlimited energy that can be tapped by almost anyone who are willing to make the effort to focus and tune themselves to its subtle vibrations-- but i never wanted to. i never wanted to focus on the vibe nor had hallucinated my self. "it" just appears. showing themselves in front of me. and i get used of "their" existence.

my first experience when i was 3 years old, i kept bugging my mother about what i've seen on top of the wardrobe when no one seen it. it became a never ending sophistication through my entire life.
i don't care if anybody won't believe it,

but!
i am not insane. i can truly distinguish between what is real and what is "unreal" in the real world. and i wasn't trying to exaggerate the impact of their invasion to my body. so please understand, why'd sometimes i cry in the middle of the night, had this terrible emotional attack of something eerie, and sometimes i'd prefer to turn the light on when i go to bed just to refuse seeing them on the dark.

dan kamu tidak bisa membayangkan betapa mereka dapat menginvasi alam pikiranmu, membisikkan sesuatu permohonan yang membuatmu bergidik. gemanya menjalar hingga ujung bulu kuduk.

Rabu, 01 Desember 2010

Senin, 29 November 2010

apa artinya keputusasaan

ingin mampu mengeluarkan diri dari kekuatan lingkaran setan itu.
hidup ini bukan sekedar perbaikan dari kesalahan masa lalu. masing- masing memiliki jalan sendiri, begitu pula dengan mereka. satu-satunya jalan atau cara, tidak pernah eksis.

saya tidak ingin menjadi duplikasi atau versi terbaru dari sesuatu.

i'm out.

Jumat, 26 November 2010

which one is worse; to live as a monster or die as a good man?

Rabu, 24 November 2010

aku berpikir maka aku ada: power dan empowerment

cukup sudah berpikir, sekarang lakukan tindakan!


meng"ada"kan diri sendiri tanpa membenamkan diri pada prasangka yang mungkin akan menuntun manusia pada arah yang salah adalah suatu proses pemberdayaan - pada diri sendiri.
kamu memberdayakan dirimu, melalui pikiran, lalu tindakan.
konsep diri, menurut Maxwell Maltz, adalah blue print kita dalam bertingkah laku. dengan memperbaiki cara pandang terhadap diri kita, keyakinan diri kita akan tumbuh, dan tingkah laku kita akan mengikuti konsep diri yang telah berubah menjadi positif.
semua langkah ini harus berawal dari pandangan obyektif terhadap segala kekurangan dan kelebihan yang ada pada diri seseorang. Kelebihan yang ada dipupuk terus agar dapat menjadi competitive advantage, sementara kekurangan ayang ada harus dirubah. Ingat, tingkat kesuksesan berawal dari kemauan diri untuk menyadari kelemahan dan kemauan melakukan perubahan secara berkualitas. di samping itu, sikap proaktif juga menuntun kita untuk mengimplementasikan rencana-rencana pemberdayaan diri ini melalui aktivitas yang bertumpu pada pengembangan diri, baik untuk sasaran jangka pendek maupun jangka panjang.
setiap manusia mempunyai pengaruh pada dirinya dan cenderung represif terhadap dunia kekuasaan "eksternal". munculnya konsep pemberdayaan merupakan akibat dari reaksi terhadap alam pikiran, tata-masyarakat dan tata-budaya sebelumnya yang berkembang di suatu kehidupan sosial.

bercermin pada kajian teori dalam lingkup sosial, pada awal gerakan modern, konsep pemberdayaan bertujuan untuk menemukan alternatif baru dalam pembangunan masyarakat. dan pada hakikatnya, proses pemberdayaan dapat dipandang sebagai depowerment dari sistem kekuasaan yang mutlak-absolut (intelektual, religius,politik,ekonomi dan militer) lalu, konsep ini digantikan oleh sistem baru yang berlandaskan humanisme- aliran yang bercita-cita untuk dapat menemukan sistem yang sepenuhnya berpihak pada kemanusiaan.
namun, sama halnya dengan imperialisme, pemberdayaan akan menjadi masalah bisa secara konseptual bersifat zero-sum, yang pada prosesnya dibarengi oleh adanya power "seseorang" pada "orang lain". power adalah kemampuan seseorang untuk mewujudkan keinginannya, kendatipun terpaksa menentang lainnya. dalam keadaan seperti itu, pemberdayaan harus dapat dinegosiasikan sebagai strategi untuk mengadakan reformasi sosial.
pada wacana pembangunan masyarakat, konsep pemberdayaan selalu dihubungkan dengan independency, partisipasi, jaringan kerja dan keadilan. pada dasarnya, pemberdayaan diletakkan pada kekuatan tingkat individu dan sosial untuk lebih diberdayakan melalui usaha mereka sendiri dan akumulasi pengetahuan, keterampilan serta sumber lainnya dalam rangka mencapai tujuan mereka tanpa bergantung pada pertolongan dari hubungan eksternal. namun perlu ditekankan makna pentingnya proses dalam pengambilan keputusan, oleh karena itu partisipasi merupakan komponen penting dalam pembangkitan independency dan proses empowerment.
pemberdayaan dan partisipasi merupakan hal yang menjadi pusat perhatian dalam proses pembangunan di berbagai negara. kemiskinan yang terus melanda dan menggerus kehidupan umat manusia akibat resesi internasional yang terus bergulir dan proses restrukturisasi. dipercaya bahwa partisipasi masyarakat di dunia ketiga merupakan sarana efektif untuk menjangkau masyarakat termiskin melalui upaya pembangkitan semangat hidup untuk dapat menolong diri sendiri. partisipasi masyarakat merupakan strategi efektif untuk mengatasi masalah urbanisasi dan industrialisasi serta memberikan jaminan pembangunan yang berkelanjutan- kini, pemberdayaan masyakat miskin sudah menhadi slogan umum.

pemberdayaan menjadi retorika?
yang menjadi ambigu dari pemberdayaan adalah sebuah pertanyaan tentang kesanggupan pemenuhan diri sendiri. berapa banyak orang harus melakukan sesuatu untuk diri mereka sendiri? bagaimanapun, penggunaan intervensi akan dapat meningkatkan isu keadilan. bagi mereka yang paling membutuhkan dan belum dapat menyiapkan diri terhadap kebutuhan mereka, biasanya memiliki sedikit ilmu pengetahuan, keterampilan, uang atau kekuatan fisik. kondisi ini mendorong intervensi dari pihak luar menjadi tidak proporsional. hal terpenting dalam proses pemberdayaan adalah partisipasi aktif dalam pengambilan keputusan. namun demikian, pada kenyataannya seluruhnya dikerjakan oleh agen profesional atas nama "pemberdayaan". pendekatan tersebut dapat gagal menjalankan fungsinya dalam proses kontrol terhadapt masyarakat untuk akses terhadap sumber. dengan kata lain, pemberdayaan hanya akan menjadi retorika yang menyelimuti jasa-jasa pelayanan sosial.

Senin, 22 November 2010

winter in november




just nothingness...
its nothing
nothing
not even a thing

Selasa, 16 November 2010

arus kali

kadang mereka bisa lupa, kalo saya masih jadi manusia. bukan manusia super yang selalu mereka kira.
kadang mereka lupa, kalo hati saya masih terbuat dari organ hidup, bukan batu.
kadang mereka tak mau tahu, kalo saya mungkin saja terluka atau merasa lelah.
keletihan yang membuat saya berada pada suatu titik "rasanya tidak tahan lagi". dan kadang mereka lupa caranya berurusan dengan orang seperti saya, atau mereka memilih untuk menolaknya, menyepelekannya, bahkan menganggapnya tidak ada.
saya sedang capek, dan tidak ada energi untuk menjelaskannya pada orang lain.
jadi maaf-maaf saja kalau ternyata pilihan saya mengecewakan.
saya memilih untuk menyingkir. asik pada dunia sendiri, yang adalah nihil.
tidak akan berharap siapapun mengerti, karena tidak selalu dimengerti itu tidak mengapa.

dan saya tahu bahwa saya sendirian.
berjuang sendirian. tumbuh sendirian.

sementara mereka bilang sayalah yang berubah.

ketidakingintahuan itu penolakan terbesar buat saya.
makanya, saya tidak akan menegur siapa-siapa dulu. biarkan saya sendiri ya?
jangan mendekat. saya ingin ruangan kosong untuk diri sendiri.

mungkin itulah yang saya butuhkan sekarang.

Rabu, 20 Oktober 2010

Muttering pluralism

prompted by the so-called cultural talk on the seminar held by Bauhaus International students assembly that mainly focused on how students are facing some difficulties adjusting to a new culture that differs from their own, i was more rather concerned when one of the students, a Rusia girl, spilled out in regards with religious influencing cultural behavior in moslem society in a fundamentalist way. a few hours after the talk, the mediator of the seminar approached me and started to comment on some examples of attempts in pluralizing the view about religions in Indonesia, which of course is interesting in itself. any discussion about pluralism is always refreshing. apart from her point of view of how the other minority religion deal with the pluralization indonesia, thing that has been crossing my mind is that the discourse about religion somehow is always dichotomized between two polar, fundamentalist and liberalism, forgetting that between two spectrums there lays a space of in-between-ness where most of society stand. supposedly the liberalism has a totally different view than fundamentalist in interpreting religious messages, by holding on values of pluralism, there could always be space for exchanging ideas and appropriate critiques.

however, both should not be trapped in competing for the "right-ness" by negating each other. pluralism is not about "accuracy" but rather implies the "open-ness". other important thing is that the existence of in-between-ness which now somehow is forgotten and ignored. how could be any pluralism in the public sphere if there are only two dominant views and the rest are muted? supposedly the liberalists (well, easier for me to demand liberalists rather than fundamentalists... some of you know why) believe in the importance of pluralism, they should also encourage any different views about religion to grow and at the end this attempt should be more important than promoting any exclusive view of liberalism. but can one liberalist actually do that? this is not impossible, and one should keep this in mind if want to hold on to pluralism.

but it isn't easy as well living in pluralist society, remember the MUI (Majelis Ulama Indonesia) has sentenced pluralism as "haram" stipulated in the National discussion board in 2005 (CMIIW)? . such a controversial issue among religious figures, humanity activists and intellectual scholars, questioning the definition of "pluralism" that has been perceived by MUI. many of indonesian moslem society believe that "pluralism" is a heresy; pluralism has been socially constructed through the religious agents. moreover, to clarify the position of their fatwa, the MUI and the interpreter da'wah (religious teacher), as reported by some media, reaffirming that they receive a plurality because it is an inevitable reality yet firmly reject pluralism. because pluralism presupposes a belief that all religions are equal and authentic. some of the moslem society might have this perspective of pluralism, this makes me conclude that pluralism in Indonesia, such as twilight. the luminescence is fading away before it could really shine and glow. it's one thing that disturb me. not to mention other crucial matters; the conditions of the majority community of Indonesia who live in the shadow of non-literary culture, a culture where people not only are illiterate (can not read), but also not literate in accessing information about the different worlds outside themselves.

based on the phenomenon above, i suspect that the image of pluralism that has been dull because its meaning superficially crushed by 'some quarters' must be re-sharpened. term of pluralism must be acknowledged with different packaging. is in the industrial era, as now, packaging is the main capital to sell an idea or ideas? for example, the interpreter dai celebrities who often appears on the screen. all have their own packaging. in the meantime, the pluralism which has been packed as a presumption of relativism, a perspective that the value and truth is determined by the view of life and mind of every individual or community, in which all things (the views, values, beliefs, truth, meaning) contain relative truth. so the question is true / false, good / bad, halal / haram and so is relative. this view of relativism (that all religions are true and the same) is already undertaken as pluralism. isn't it a fallacy?

in the discourse on this matter is actually implied a concern that the history of mankind is always colored by the efforts of get rid of "the Other" under "the Same", who has the right to life is "the Same", while "the Other" and its disorder must be eradicated, muzzled, converted, and eventually become "the Same". for that, I think, borrowing Kang Jalal's testimony in his latest book, Islam and Pluralism, he said, "all religion is true according to each criterion. each one is valid within its particular culture." all God's creatures is a large families.

Minggu, 10 Oktober 2010

Tuhan, saya ingin mengelilingi alam semesta dulu. sebelum saya berhenti mengabdi pada sebuah akar dan titik pertemuan. Jadi, jangan jerat saya terlalu lama, merdekakanlah saya. Wahai Engkau yang Maha segalanya.
kita bisa memutuskan pilihan. dan saya ingin sendiri dulu.

Selasa, 05 Oktober 2010

kapan?

kadang, ada saatnya dimana saya ingin menikah dan memiliki anak.

Rabu, 29 September 2010

today and those 2 years

dimulai hari ini, saya resmi menyandang status M.Sc
mulai hari ini, bertepatan dengan kedatangan saya 2 tahun lalu kenegeri impian.
nikmat sekali ya rasanya menjalani mimpi itu.

:)

Sabtu, 28 Agustus 2010

hang on there

"semakin tingginya kita menanjak, saat jatuh sedikit rasanya seperti sampe dasar. tapi mungkin sebenernya itu cuma bersenti2, cuma kita ga sadar dimana posisi kita." Aji Gautama Putrada Satwiko


jadi ya begitu, sedikit sentilan aja efeknya bisa kaya geger otak. kalo itu mengenai integritas diri. mempertanyakan siapa saya, tidak akan ada habisnya. namun sabar itu tiada berujung, jadi saya harus sabar sampai waktunya tiba. kalau sedang seperti itu, bersyukur terhadap segala yang sudah ada dalam diri saya adalah satu-satunya hiburan terhadap segala ketidakberdayaan.

Jumat, 13 Agustus 2010

hey me!

happy friday the 13th, dear miss satirelane...
lets full your life to the fullest

SEMANGAT!

Jumat, 06 Agustus 2010

dibikin malu

saya sedang cengeng setengah mati.

kemarin ini, baru saja saya keasyikkan membenamkan diri ditengah tontonan TV sambil kejar-kejaran sama thesis. jadi ceritanya, cukup si TV ngemeng sendiri tanpa perlu saya pantengi supaya kamar lebih hidup. dan bersuara.
lalu, ada satu acara mengenai biografi seorang pemain basket yang berasal dari afrika, Kongo tepatnya. tapi saya lupa siapa nama si pebasket itu, yang jelas emang dia menjulang banget kaya pemain basket plus plus. terus saya mendadak aja menggelosor depan TV dan mengikuti kisahnya.

dia itu pemain basket yang juga seorang philantrophis. setelah lulus sma dapet beasiswa kedokteran ke United State dan masuk klub basket. tak lama, dia drop kuliah dan fokus bermain basket. meskipun dia pengen banget sekolah kedokteran. tapi saya yakin dia kaya raya, makanya bisa sampe bikin 4 rumah sakit di kampung halamannya. dan dia selalu menyakini bahwa dalam hidupnya dia akan "melayani" sesama.

saya nangis aja dong.

merasa malu.

kapan saya punya kesempatan buat jadi seorang philantrophis ya? :( (membaca saja aku sulit) tidak perlu melulu dari hal besar, tidak perlu dimulai dari status rekening bank yang melampaui 15 dijit. tapi saya merasa, saat ini saya masih full of my self. semua yang saya lakukan saat ini masih mengenai pemenuhan hasrat-hasrat diri sendiri. kapan saya bisa mulai berbagi sesuatu yang lebih nyata. gamau cuma ngomong belaka.

makanya saya nangis.

kadang hal kecil disaat saya mungkin bisa berbagi, saya lewatkan begitu saja.

merasa malu.

kelak, akan tiba waktunya bagi saya. semoga saja.

Kamis, 29 Juli 2010

i can't stand

saya membongkar wallpaper si ladang tulip dikamar. bukan saja karena lama kelamaan cat air itu memudar tersorot matahari. tapi lebih karena saya sendiri yang bosan.
lalu ditengah demam 39 derajat dan angin di badai musim panas, saya mencarut marut kamar sendiri. mengganti wallpaper lama dengan kertas hitam. pekat. tak bersisa.
seketika saja, kamar saya berubah mendung seolah saya baru mengundang selusin awan dan menjamunya seharian.

kemudian saya kembali tertidur...

pulas

hingga tak bisa mengingat detail apa yang telah terjadi sebelumnya.

saya tidak butuh alkohol, atau morphine atau gegar otak untuk hilang ingatan. cukup beri saya demam musim panas, rasa bosan dan ketidakmampuan untuk diam.

barang sedetik saja.

Kamis, 22 Juli 2010

you are the only exception

when i was younger i saw my daddy cry and curse at the wind. he broke his own heart and i watched. as he tried to reassemble it and my momma swore that she would never let herself forget. and that was the day that i promise, i would never sing of love if it doesn't exist.
you are the only exception.
maybe i know somewhere deep in my soul that love never lasts. we've got to make another way to make it alone or keep a straight face. and i've always lived like this, keeping a comfortable, distance. and up until now, i had sworn to myself that i'm content with loneliness. because none of it was ever worth the risk.
but you are the only exception.


those stories are breathtaking, i thought the simple love-life is ever exist, or at least, they are not in the extinction. do i have to give it up? i wouldn't mind to live by my self, because none of it was ever worth the risk.


and i'm on my way to believe in.

Minggu, 18 Juli 2010

Kamis, 15 Juli 2010

bab 5

oke, mungkin ini terlalu theatrical. FYI, my thesis deadline is within a month!!!!!!!

saudara-saudara setanah air seibu beda ayah!!!!!!!

a month!!! (oh wait, today is 15th so actually its less than a month)

lalu saya mengerjakan bab 5 dengan bercucuran air mata akibat terlalu banyak memikirkan apa yang belum saya selesaikan. bercucuran air mata akibat perpaduan kurang ajar adrenalin dan depomine serta sindrom menstruasi.

saya merasa sedang tumbuh jakun. hadiah suara dari radang tenggorokkan hasil bergadang.

suntuk.

tapi saya punya komitmen.

suntuk.

sedih.

dan merasa lebay.

(tapi saya punya komitmen)

Rabu, 14 Juli 2010

to feel

what can we contribute to this world? 

as a human being.

love?
compassion? 
care?
knowledge?
passion? 

what can we bestow to this world?

as a grazed feeling.

pain?
hatred?
envious?
lies?
indolence?  

should have been aware, that we are live. 
but are we living?
.
.
.
.
feel it

Sabtu, 10 Juli 2010

summer lunch


well, since this summer i'm basically spending my entire day in front of the computer, for the lunch, i decided to go to the town park, having my lunch while enjoying the view of the river. 

nom nom nom, wondering what was my lunch???

yeeeeeaaaaaaaaaayyyy, sushi time, anyone? ;)

Kamis, 08 Juli 2010

pamrih itu boleh

the girl and her hut

mengapa kita berbuat baik supaya orang membalas kebaikan kita? dan mengapa mempedulikan perilaku orang terhadap kita? sehingga akhirnya kita akan berbalik memperlakukan mereka sesuai dengan apa yang mereka lakukan pada kita? pamrih? yang saya tahu, aturan seperti itu pada dasarnya hanya berlandaskan suatu aturan akan keharusan-keharusan. seperti politik balas budi. suka tidak suka, siapa yang tahu.  

bukankah kebaikan yang kita lakukan adalah untuk kita sendiri? walau balasan di dunia tidak selalu harus kepada pelaku kebaikan. tapi Tuhan Mahaadil, balasan di akhirat pasti kepada pelaku kebaikan. meskipun pamrih itu tidak selamanya buruk, yang baik dan boleh adalah pamrih kepada Tuhan. dan yang tidak baik dan tidak boleh adalah pamrih kepada sesama manusia. itulah mengapa, hidup kita adalah ibadah jika semua segmen kehidupan kita lakukan untuk mengharap ridha, rahmat dan berkah Tuhan. 
bukankah mengharap semua itu adalah pamrih kita kepada Tuhan atas apa yang kita upayakan?

bukankah?

kesadaran kritis

Untuk menentang sebuah arus "kekuasaan", adalah vital bagi manusia untuk selalu memberdayakan diri melalui proses konsientiasi. bercermin pada ajaran Freud mengenai relasi Ego-Id dan Superego, keduanya merupakan instrumen analisis dan metoda kerja yang diperkirakan menjadi wahana penggerak gelombang antisistem, antideterminasi dan antikekuasaan. Superego adalah kekuasaan yang menekan secara operatif dan represif terhadap Ego, melalui Id, yang menjadi faktor subconsciousness. Gerakan pembebasan Ego perlu dilakukan melalui proses konsientiasi seiring dengan melepasnya cengkraman kekuasaan Superego yang represif.  

Konsientiasi itu sendiri merupakan sebuah konsep sosial yang diperkenalkan oleh seorang pakar pendidikan Brazil, Paulo Freire yang mencetuskan sebuah gagasan mengenai kemampuan individu untuk mengontrol lingkungannya, atau menolak untuk dikontrol lingkungannya. Proses konsientiasi ini harus dilakukan secara sadar oleh setiap individu. Dan kesadaran kritis dalam diri seseorang dapat dicapai dengan cara melihat ke dalam diri sendiri serta menggunakan apa yang didengar, dilihat, dan dialami untuk memahami apa yang terjadi dalam kehidupannya. Contohnya, dalam proses pembelajaran yang menekankan pentingnya arti kesetaraan inter-generasi antara murid dan guru dimana keduanya sama-sama belajar, bertanya, merefleksikan dan berpartisipasi dalam sebuah pembahasan makna. Dengan menikmati kebebasan personal, setiap individu didorong melatih tanggung jawab pribadi untuk setiap tindakan-tindakan mereka daripada sekedar mengikuti standard-standard sebelumnya.  

Seseorang menganalisis sendiri masalah yang dihadapinya, mengidentifikasi sebab-sebabnya, menetapkan skala prioritasnya dan memperoleh pengetahuan baru darinya.  
Proses berkesadaran kritis ini terjadi dalam diri sendiri dan tidak dapat dipaksakan dari luar. Analisis realitas harus dilakukan oleh orang yang dapat memutuskan sendiri apa kebutuhannya yang sesungguhnya dan pengalaman yang penting baginya, bukan diputuskan oleh orang lain. Melalui analisis semacam ini, seseorang akan mampu mengambil tindakan sendiri untuk menentang unsur opresif dari realitasnya. Sang arus "kekuasaan".

Rabu, 07 Juli 2010

summer's strawberry

sore in the eye

yesterday i had my thesis colloquium after spent 3 months of field research in Indonesia-- it was happening on the same day with a "little" surgical procedure the doctor had to do for my eye, by the way. 
stressed out seeing my other classmate's debates and argument with the professors and their supervisor after their presentation, i was worrying about my presentation, how if my professor suddenly wanted me to change the whole content after he realized my thesis's full of ridicule. it was pretty frightening. 
but then when it came to my turn, things went smoothly. my professor seemed very optimistic. and i felt relieved. hopefully i will have my thesis defense on time on august. concerning my Ph.D. admission on October, i have to make sure everything is kept on its line as well as my visa will be ended at the end of September, oh oh oh. 

talking about my plan to apply Ph.D --some people said that i'm too obsessed with achievements. it's not just about achieving something. i'm enjoying to put a goal further forward in space and desiring to embrace it within my hands. thats the way i live. but well, they can always say whatever they want to say but i can always choose what i want to hear ;) am i? 


bismillah

dzikir. gratifying. wanting Him for more.

Senin, 05 Juli 2010

in the name of humanity

thing i despise about doctor is:  i hate the idea about being a patient. Ha!

it had occurred to me plenty of times dealing with doctor means i had to  listen what they said, purchased medicine they wrote on the recipe and took it for granted the fact that i'm the one who sick. but mostly i hate, they rarely try to communicate and transfer a knowledge about what exactly happen to my body. (at least on my case)
it's weird that they have to hide their job on humanity alibi. nonetheless, many of them, i notice they are a true seller. oh yes, they sell you a verdict. and sometimes it's pricey. yet they actually part of health industry system. it's just a business. on my body. in the name of humanity. 

Rabu, 09 Juni 2010

Liar!

why did i fall in love with you?

we are a mistake

Selasa, 25 Mei 2010

about marriage

terkadang saya berpikir bahwa menikah menjadikanmu tidak sepenuhnya menjadi diri sendiri. diperlukan kelapang-dadaan dan keikhlasan untuk menjalani kompromi dengan hasil yang tidak selalu diinginkan. (yaiyalah)

saya juga beranggapan, wanita yang menggunakan rumah sebagai wilayahnya "bekerja" merasakan bahwa peran mereka dibangun berdasarkan opini sosial mengenai sebuah ideologi kedomestikan. pria dan wanita membangun dan menginterpretasikan hidup mereka melalui materi-materi yang disediakan oleh struktur sosial. ideologi sosial bukan sebuah kekeliruan kultural, kondisi natural atau kedudukan biologis. tetapi lebih kepada konstruksi sosial,dimana konstruksi sosial kita masih berpihak pada laki-laki. jadi emansipasi itu nonsense buat mereka. 

just my thought! 

Minggu, 23 Mei 2010

tolol dong?

Guoblok!!!!
mana ada yang mau sama orang freak???

ada. ada. 
kalo gak sama-sama freak,
orang itu ga peduli. 

*jedukin kepala ketembok*

Jumat, 21 Mei 2010

surat cinta untuk sang Jiwa

Dear,
Meradang sudah, tak pernah ingin aku berpikir bahwa kamu sedang lelah. Maafkan aku, mari kita bicara melalui sebuah kisah.
Dimulai dengan pertanyaan ini;
Darimanakah asalmu?
Tuhan meniupkanmu kedalam diriku saat aku masih sekecil kantung kacang merah? Mungkin sedikit lebih besar. Oh, oh saat itu aku tidak berdaya, belum cukup matang untuk memperdayai siapapun. Aku mengingatmu, aku bertanya siapa kamu, kamu menjawabnya dengan hatiku.

Dear,
Kita pernah melalui masa bahagia, tapi tak jarang pula menghadapi masa kecewa dan putus asa. Saat-saat itu, kamu ingat? Aku masih bertahan karena tidak ingin melepasmu pergi. Saat aku tidak tahu siapa aku, kali itu giliranmu mengingatku. Lagi-lagi melalui hatiku.

Dear,
Aku selalu marah-marah karena keinginanku banyak –dan semua itu titipan, kamu paham itu. Aku berambisi dan pura-pura sabar meredam ambisiku. Katamu, aku mesti belajar memalingkan ego meski hanya sebentar. Tapi saat itu hatiku terlalu kelu, aku tak bisa menjawabmu dengan hatiku.

Dear,
Lalu kemana kamu sekarang?
Bahkan aku tak mampu menggapaimu meski berusaha jujur. Aku rindu percakapan hati kita. Aku tak ingin kering dan merana. Dan gusar seperti ini. Apakah kamu terlalu marah dan gerah? Jangan pedulikan penilaian mereka,Dear. Terutama omongan mereka yang sok tahu dan ingin ikut campur. Memangnya siapa mereka? Hanya Tuhan yang boleh menghakimi makhluk-Nya. Bukan manusia pada manusia lain.
...

Oh, maafkan, aku naik pitam lagi.

Dear,
Mungkin kamu benar, kamu terlalu lelah karena aku terlalu tak berdaya, meskipun aku sudah tidak sekecil kantung kacang merah lagi.
Maafkan aku, aku akan menguatkan diri. Tapi aku perlu kamu, kembalilah ya?

Milikmu,
Aku. 

the tragedy of lost

Kehilangan yang paling disesali adalah kehilangan makna akan kehidupan sebelumnya. Pada saat seseorang harus dengan terpaksa meninggalkan apa yang telah dimiliki-- untuk menyelamatkan diri sendiri. Lalu berjalan lagi. Mungkin sedikit terseok, mungkin dengan lutut bergetar dan mulut yang membungkam.
Bayangkan saja, apa gunanya hari-hari kemarin pabila kita terpaku hanya pada bekas carutnya? Bukan pada cara untuk mengobatinya. Pastilah akan lebih banyak masa dihabiskan untuk suatu penyangkalan yang sia-sia. Ya, kita pernah bersalah, pernah melakukan kesalahan dengan sadar tanpa memedulikan tanggungjawab atas sebuah konsekuensi. Karena terlalu senang pada hidup kekinian. Lupa hari esok.
Yang salah bukanlah pada kesalahannya, melainkan pada saat kita lalai membiarkan kesalahan itu tidak memberi kita pelajaran.
Saat itulah, kehilangan terbesar terjadi.
Kita terluka dengan percuma. Untuk apa?

Senin, 17 Mei 2010

belagu

aku bisa membuat mu jatuh cinta kepada ku meski kau tak cinta...
kepadaku...

Selasa, 27 April 2010

jangan deh!

saya takjub. ternyata saya bisa ada di sini lagi. padahal keinginan untuk pulang penelitian buat thesis waktu itu hanya diujarkan dalam hati saja. rupanya mestakung. alhamdulillah. 

pulang kesini, bermacam-macam tabiat dan reaksi orang. 
ada yang bersyukur.
ada yang lebih mencintai.
ada yang ga tau diri.
ada yang mensupport.
ada yang menyindir.
ada yang menakut-nakuti.
ada yang sotoy. 

untuk yang terakhir adalah yang paling saya benci. bisa dibilang paling saya hindari. apalagi mereka yang dengan ke-sotoy-annya mengintimidasi saya. 
mereka boleh merasa lebih tau, boleh merasa angkuh. tapi kalau kelakuan itu dicerminkan dalam interaksi, bisa saya lepeh terang-terangan. tidak boleh ada yang me-nyotoy-i saya. kalau memang memahami perihalnya, benar-benar memahami setelah ada komunikasi setara antara saya dan mereka, marilah kita duduk di meja diskusi. dan saya akan mendengarkan. 
asal jangan sotoy dan melangkahi saya. sepintar apapun mereka. 

bisa saya muntahin dimuka. 

Senin, 19 April 2010

gue

stress berat...

Kamis, 15 April 2010

pitak dini

kemarin, saat potong rambut di sebuah salon yang gak mahal-mahal amat (setelah biasanya potong rambut sendiri selama 2 taun terakhir) tiba-tiba si tukang potong menyela konsentrasi saya terhadap sebuah majalah fashion, "ya ampun..." ujarnya setengah 'melambai'.
saya mendongak dan merespon dengan tatapan mata seolah bertanya apa.

"ini, pitaknya udah parah pisan."

sial.

ingat saya pernah cerita kalau saya mengalami kerontokan kronis semenjak setaun belakangan ini? (belum? masasih?). dimulai saat garis belahan rambut terlihat mulai melebar dan saya mendapati jumlah helai rambut yang runtuh dengan lebih semena-mena pada saat keramas dan menyisir rambut. rambut saya mulai rontok. berapa tahun sih usia saya??? 60?? 70??
memang rasanya sia-sia mau menjejali rambut dengan produk obat-obatan macem apapun kalau saya masih belum bisa "mengobati" faktor lain yang bersifat psikis; stress. hahahahahah!!

Selasa, 23 Maret 2010

get off!

i hate it when people approach me acting they know everything as they can't even realize i'm not interested or being captivated by their story or whatsoever. 

and now i'm talking nonsense. blah!

Jumat, 19 Maret 2010

si tukang minta!

Dear Tuhan,

Boleh tidak, saya meminta lebih 
dari apa yang telah saya terima?

ps: jawabnya jangan lama-lama ya

Senin, 15 Maret 2010

the boy in the stripped pajamas

menonton ini, lagi-lagi saya tergerakkan oleh dorongan seorang anak kecil yang menemukan secuil permainan dalam dunianya. karena mereka melihatnya dengan cara yang berbeda dan menjengkelkan. 

siapa mengira, dalam pemahamannya yang lugu dan innocent, anak-anak memberikan sudut pandang yang mencengangkan mengenai arti seorang teman dan makna bermain. tidak peduli, siapa kawan dan bagaimana keadaan--skeptis terhadap suapan doktrin orang dewasa terhadap lingkungan sekitar.

sungguh, dua menit terakhir film ini membuat saya tercekat oleh luapan ketidakberdayaan. tragedi yang ironis. 

begitulah.

Rabu, 10 Maret 2010

gondok

kalo Gondok itu sejenis makanan, mungkin bakal saya muntahkan langsung begitu tertelan. akibat reaksi yang luar biasa tanggapnya terhadap rasa yang memuakkan. namun kali ini rasanya amat menjengkelkan. dan saya terpaksa harus tidur tidak tenang setelahnya. 
begini, biasanya tugas akhir semester perkuliahan saya itu rata-rata berupa paper untuk yang 3 credits seminar. mata kuliah yang mengeruk ekstra tenaga, pikiran, biaya dan mood (seperti desain) memiliki jumlah credits yang beragam; dari 6 sampai 21 credits. kadang-kadang dark age pun masih jaman. dosen ngasih tugas yang bobotnya ga sebanding dengan jumlah credits. semacem itulah. 
nah, untuk mata kuliah lecture, biasanya mahasiswa ga bikin paper buat tugas akhir semester. melainkan dihadang sama exam yang bertubi-tubi--setidaknya begitulah standarnya. 
lecture yang satu ini, dari awal saya udah curiga karena pembicaranya lebih dari satu orang-- gimana ntar mereka bikin soal buat ujian. bukan cuma itu, saya juga dengan dudulnya salah mengira; seharusnya "Simulating city" bukan "Stimulating city". 
jadilah memang ini lecture dengan materi yang agak membingungkan. satu pertemuan untuk satu materi dan pembicara. asisten profesor berlaku sebagai moderator dan jadi orang yang kena pertanyaan "kuliah macam apa ini?" dari mahasiswa yang ambil inisiatif. sementara profesornya lebih sering datang terlambat dengan rambut acak-acakan (oh maafkan, saat itu sang profesor belum jadi pembimbing thesis saya >_< ).
dan, ternyata kita mesti bikin semacem paper dari salah satu materi perkuliahan sebagai ganti exam semester akhir. 
eng ing eng.

gue gak bisa mbolos dong! 

jelas, artinya kita harus tetep stay-tune di kelas dari jam 19.00-20.30 di malem winter. karena ga bakal ada sambungan materi dari minggu lalu untuk minggu sekarang dan minggu sekarang berlanjut ke minggu depan. semua dalam paket sehari. 
sampai akhirnya, saya memutuskan buat ngambil satu topik tertentu untuk jadi bahan paper saya. topiknya tentang space syntax, dan kebetulan saya agak tertarik. 

seperti biasa, sambil multitasking ngerjain tugas lain, saya cicil-cicil ngerjain paper ini. karena terus terang, bahan bacaannya juga ga mengada-ada banyaknya dan saya butuh waktu buat mengerjakan. 

bagian gondoknya adalah; si teman saya ini, inisial V bangsa I,  menyebut saya kurang efektif dalam bekerja. 
iyalah, nyambi ini itu. 

setelah saya mengumpulkan si paper, V tiba-tiba menyadari kalau dia sama sekali ga tau harus nulis apa. nah lo. begonya lagi saya, waktu dia bilang dia mau cari inspirasi lewat tugas yang sudah selesai saya buat, semerta-merta saya kasih tanpa perlawanan. 

mana mungkin dia ngejiplak. 

hahaha

sampai akhirnya, dua hari setelah itu saya penasaran ingin liat hasil kerjaan dia. dan ternyata lalalala, itu semua dia kopi paste begitu aja apa adanya. pas saya tanya, kenapa dia begitu, dengan santainya dia jawab, "ah common, i have no idea to write it on my own"

WTF

mau mencak-mencak udah habis tenaga. apa maunya nih anak. mau bikin berdua kena pasal mencontek bersama dan ditendang bersama-sama pula?! 
beruntung karena belum dia kirim tugas itu sebagai final work. dan taulah, selanjutnya saya langsung pasang aksi mogok bicara. gondok.

honey and cinnamon

penantian, selama masih dalam hitungan tahun manusia, tidaklah seberapa. 

tapi sampai kapan?

lebih mendebarkan dari langkah mundur menuju penjagalan. 

kamu pergi dari lindungan bebatuan seperti anak rusa setelah pohon rindangmu rubuh akibat luapan badai. kamu terbebaskan dari balutan rahim kasih sayang dari ibu yang tidak akan memilikimu setelahnya.
tidak akan pernah. 

karena kamu tidak akan kembali.

mungkin dengan berlali seharian, terjerembab ke lumpur cacian dan tersambit ilalang kamu akan sejenak mengunjungi penantianku. sekedar meminta perhatian dan ingin dibelai. 
tak apa.
tak apa-apa. 
setelah itu kamu akan kembali pada samudramu dan aku tak akan selalu bisa menjadi genangan air hujan untukmu. 

aku tak akan meminta lebih.



Selasa, 09 Maret 2010

berkaca

ada saatnya sepi ketika ditinggalkan diri sendiri. entah bersembunyi dimana. 
mungkin yang sebagian itu hilang pegangan dan menjelma menjadi keraguan, menghilang ditengah jalan tanpa disadari bagian diri yang lain. 
kini didepan pintu akhir, semerta-merta sibuk mencari isi jiwa. lolos kemana?

"apakah yang selama ini membawamu hingga ke ujung jembatan ini wahai raga?" 

pernahkah merasa kelelahan?  fokus didepan mata buram akibat sesuatu yang datangnya tidak diharapkan. dan itu mengusikmu. membuyarkan prioritas. membelah harimu menjadi dua. membuatmu melakukan hal lain diluar rencana. 
pada saat kadar toleransi kita enol besar akan kehadiran malapetaka setelah berlari setengah jalan, tiba-tiba saja seperti dipaksa melakukan dua hal yang sama sekali berseberangan--keras kepala atau menerima? 
padahal manusia semestinya senantiasa siap. jika ia beriman. 

mungkinkah saya kurang beriman? 
hanya karena saya lelah untuk bereaksi dan memikirkan konsekuensinya. 

Senin, 08 Maret 2010

diatas langit masih ada langit

dipikir-pikir, saya masih susah meredakan kepanikan. tapi setibanya tampill diatas podium, atau panggung, atau dengan tatapan penonton,  tiba-tiba entah dari mana saya bisa menghirup ketenangan sejadi-jadinya. bicara didepan orang sebanyak itu mengalir seolah sebelumnya saya memang seperti itu. saya berpikir, seandainya dari sebelum muncul pentas, saya bisa setenang itu, tentu hasilnya akan lebih baik lagi. 

sebelum menunggu giliran presentasi untuk model project forum internasional itu, saya kerap ngoceh ga keruan tentang bagaimana kalau nanti saya lupa apa yang akan saya bicarakan didepan forum pada rekan kuliah saya. dan mereka senantiasa menguatkan saya, kalau semua akan baik-baik saja. tapi saya tahu itu. semuanya akan baik-baik saja. mungkin inilah yang disebut dengan menurunkan kadar ekspetasi sebelum memulai petarungan, atau mengalihkan perhatian lawan terhadap kemampuan saya sebenarnya. 

dari dulu saya sadari, kalau saya ini memang manipulatif. tapi tetap saja, saya lebih mendambakan ketenangan. buat saya, diam lebih baik. lebih pintar. tentu, dalam diam itu saya bisa melakukan banyak hal, seperti mengobservasi keadaan, merumuskan strategi, mendeteksi kekuatan dan kelemahan sekitar atau refleksi terhadap diri sendiri. meditasi. 

selesai model project forum, nama saya dipanggil sebagai peringkat ketiga (tentu saja saya ga berharap sebesar ini sebelumnya). begitulah, jadi saya merasa kepanikan saya ga ada gunanya, cuma buang-buang energi. saya masih harus belajar bagaimana mengendalikannya. 

bah! ini saya nulis apaan sih?

Senin, 01 Maret 2010

hitung mundur

29 hari lagi...
i'm coming home...

Minggu, 28 Februari 2010

hangover buffe

teman saya geleng-geleng kepala, "mana ada..." katanya, "mana ada orang mabuk gara-gara makanan". 
"stupid" celetuk saya, "ini bukan mabuk, ini kebanyakan makan namanya" sambil terkekeh dia membantu memapah saya yang benar-benar ga bisa jalan. perut saya sakit, kram karena tertawa dan dipenuhi makanan restauran buffe asia seharga 10 euro. 

saya memuntahkan ice cream coklat di sudut jalan menuju asrama. ah, dessert terbuang...

makanya, karena label buffe itulah, saya jadi merasa "bertanggung jawab" untuk ber-attitude "buffe". padahal saya bisa lebih bertanggung jawab kalau misalnya memilih makan di restauran pizza biasa, memesan 2 menu dan membayar dengan harga yang kurang lebih sama. tanpa mengeluh sakit perut tentunya. 
saya menyadari kapasitas perut saya. makan sebanyak itu bukan tandingan saya. sungguh. sepiring ente goreng, ikan tepung panir, cah jamur sapi, sate ayam, semangkuk sup kepiting, dan seporsi sushi (belum ice cream dan manisan buah). 
ah sampai mulut saya kebosanan mengunyah menu yang sama. 
sampai saya harus menghabiskan waktu 4 jam di dalam restauran. bulak balik mengisi piring. 

kadang, kita ingin menantang limit sendiri. dan bodohnya karena keinginan itu terbawa nafsu (seminggu saya ga makan enak gara-gara sibuk mempersiapkan presentasi model project international forum) 
saya pikir, ini balas dendam. kompensasi.
dan terbukti, balas dendam itu tidak baik. dia membiarkan keinginan rakusmu menguasai alam pikiran. dan membuatmu tidak dapat mengontrol pilihan. sebetulnya saya bisa memilih untuk menyudahi makan pada ronde kedua, namun saya tidak mau.
karena sudah seminggu saya ga makan enak (juga karena menu buffe ini menguras 10 euro dari dompet tipis saya).

lain kali, saya akan me-reconsider ide menu makan buffe. selain karena merasa bersalah sama badan sendiri, esensi makan enaknya ga bisa saya dapet. ternyata.

hahahahaha.

*diakhiri dengan muntah di toilet

Minggu, 21 Februari 2010

dimana?

sebenarnya kita hidup dimana?

orang-orang berlomba membicarakan masa depan dan cita-cita. adapula yang membenamkan diri dalam nostalgia dan keheningan masa lalu. itukah cara manusia berpaling dari apa yang dihadapkan didepan mukanya? masa kini terlalu menakutkan untuk di percaya. membuat gambaran mimpipun takbisa, menoleh pada rangkaian cerita lampaupun tak kuasa. 
bagaimana bila terjebak dan kaki terperangkap? 

tidak menemukan jalan pulang. 

Jumat, 19 Februari 2010

in love

with Summer Parade!!!
ah, pangeran bergitar...

*melting

Senin, 15 Februari 2010

model project's fever

rasanya pingin segera akhir maret. dan melewati akhir februari ini tanpa terperangkap dalam memori. pokoknya selesaikan saja yang mesti diselesaikan. sudah.
apalagi mengingat mesti presentasi di forum internasional itu, mulesnya kok seperti dicicil dari sekarang ya. duh menyiksa.
wondering gimana seandainya saya tampil memalukan dan kehilangan rangkaian kata-kata.
...
mudah-mudahan tidak ya...
amin

doa

Ya Allah, ampunilah aku dari umbaran mataku, gelincir kataku, keresahan gelora hatiku dan kesalahan ulah lidahku.

amin

Minggu, 14 Februari 2010

pengakuan

baru paham, ternyata saya ga bisa menulis.

lebih tepatnya, gabisa menyampaikan ide melalui tulisan saya. dan ketika hendak memaksaan untuk memperform-kan apa yang ada di isi kepala, saya nyaris gila. gagasan bermuncratan namun tak tau mengarah kemana. tak ada bentuk, tak ada struktur, tak ada sistematika.

makanya, sebenarnya saya ga bisa menulis. 

being random adalah spesialis saya. tapi bagaimana orang lain bisa memahami kelak? bagaimana saya bisa membuat orang untuk percaya bahwa saya bisa dipahami? 
jika cara berpikir saya abstrak.

menulis 120 kata bisa semenyakitkan ini, sungguh. apalagi ketika tulisan itu disorot melalui publikasi dan tuntutan tanggung jawab. berulang kali saya mencoba membuatnya scientific. namun rasanya masih ada logika yang tak bertautan.
dimanakah ruang waktu yang hilang itu?

sebetulnya, apakah yang hilang itu? berupa apakah? 

tidak terjawab. sementara hari akhir kian mendekat, dan saya masih berkutat dengan coretan kata yang tersendat. 

saya sungguh tak bisa menulis.
memalukan.

Jumat, 12 Februari 2010

how

How can you pretend help another, while you cannot help your self

Einstein to Freud

Senin, 08 Februari 2010

lets...

alhamdulillah, 
topik untuk thesis udah di approve si professor.

nah sekarang...

tinggal bingung harus mulai dari mana *panik

Minggu, 07 Februari 2010

two pairs of dandelion

"hei kamu," seru si penunggu angin. "aku akan meniupmu melewati lembah dan sungai." katanya lagi. 
"ataukah kamu ingin kutiup ke tempat lain?" dia bertanya.

"tiupkan aku ke ladang rumput dimana anak kecil akan bermain denganku;merangkai mahkota dari kelopakku, membuat cincin dari batangku, lalu meniup rambut putihku dengan suka cita."

rock mountain

ain't no mountain high enough
hang on there, dear...

aku bertanya, sulitkah berjuang memanjat Gunungmu? 
"tidak sesulit saat menuruninya,"
begitu jawabmu. 



fear of fear


rasa takut mengakar
tak surut meski dibakar

paaam...paaaam paaaam

menggali tanah lebih dalam
mengeruk luka kelam

paam..pam paaaam

rasa takut berbenih keraguan
berbuah keengganan
menjerat langkah terpadam

paaam..pam paaam

jangan takut,
jangan.
biar kunyalakan terang
dan lihatlah benderang


Sabtu, 06 Februari 2010

losing your head, eh?

Now, now darling
oh don't lose your head
cause none of us were angels
and you know I love you
.
.
.
out of the blue

on Weimar's edge



weimar.06.02.2010
on Weimar's edge
there is no boundary 
.
.
.

kering

langit sudah kebiruan
angin mulai terdengar
sebentar lagi matahari datang
semi diujung pandang

weimar.06.02.2010

Kamis, 04 Februari 2010

"kakak cimut jangan nangis"


tidak ingat bagaimana asal usulnya hingga dia bisa jadi salah satu anggota rumah. tubuhnya yang saat itu mungil dan ringkih, putih dan kemerahan--muat di kantung kertas sebesar telapak tangan. itu yang masih saya ingat dengan jelas. memiliki sesuatu untuk dilindungi, membuat saya ingin membawanya pulang. 

saya ingat bagaimana kesabaran ekstra dibutuhkan. saat dia masih kecil dan suka mencret, saat dia belum akrab dengan manusia dan doyan pipis sembarangan, saat dia mengintip dari celah kardus dan merusaknya kemudian. saat dia beol ditempat tidur. saat dia ketakutan melompat turun dari atas meja makan. saat dia menggaruk hidung dan telinganya. saat dia berlalian mengelilingi kemanapun saya berjalan didalam rumah.  saat dia berpose untuk kamera. saat dia tertidur dibelaian. saat dia berlali dan kehilangan kendali. saat dia mencuri brownis. saat dia menyambut kepulangan. saat dia mengetuk pintu kamar. saat dia bermain. saat dia menatap. saat saya menyayanginya dan dia menyayangi saya. saat saya menangis sendirian dan dia menemani, berbaring disebelah saya, melalui hatinya berkata "kakak cimut jangan nangis". 

tetapi sekarang saya menangis. semenjak usianya makin tua, semakin banyak penyakit melumpuhkan keceriaannya. memintanya bertahan hingga saya pulang bukan sesuatu yang berlebihan bukan? hingga pada akhirnya dia sudah tak sanggup lagi. bukan karena menyerah, saya tahu dia berusaha menunggu saya--melainkan sudah saatnya.
saatnya dia pergi. 
perjumpaan terakhir adalah malam sebelum keberangkatan saya kejerman, saat itu dia menemani saya berkemas, kami sedikit bercakap-cakap. 
"janji ya tunggu kakak pulang..."
dia lalu mendekatkan dirinya meminta dibelai.

keesokkan paginya, sedikitpun dia tak menunjukkan diri. 

rindu...rindu dia...

tiga hari kemarin, dia mendatangi mimpi. tersenyum dan membiarkan saya memeluknya lebih lama. andai saja saya memeluknya lebih lama dari yang lebih lama--tak menyangka dia akan pergi tanpa mengizinkan saya menemani saat terakhirnya. pedih. 
lima tahun bukan waktu yang singkat, namun cukup cepat untuk bisa menyayangi dia seperti ini. saya bersyukur, sempat membawanya pulang dan menjadikannya bagian dari 5 tahun saya. dia bukan hanya seekor mahkluk kelinci, tapi perwujudan kasih sayang dalam pertautan jiwa.
umay...

farewell, umay...semoga semasa hidupmu kamu bahagia. kakak sayang kamu. terimakasih ya

Rabu, 03 Februari 2010

looking in


i look at you and see the girl
who lives inside the golden world 
but don't believe 
thats all there is to see
you'll never know the real me

Senin, 01 Februari 2010

the bridge


is it the way to go? 
.
.
.
i am seeking for the bridge
which leans from the visible to the invisible
through reality
.

Sabtu, 30 Januari 2010

segini saja. tidak banyak (bukan?)

sebenarnya membuat daftar akan sesuatu yang saya inginkan bukan hal lazim untuk dilakukan, terutama karena dalam daftar itu ga ada skala prioritasnya. (jelas, saya bukan bikin daftar keharusan soalnya :P ). tapi determinasi itu perlu diingat, maksudnya supaya keinginan itu ga sekedar menjadi angan-angan diatas kepala. jadi biarkan saya mengingat keinginan saya (tanpa urutan mana yang lebih saya inginkan) dan, oh ya keinginan yang bersifat tangible, tentu saja.
ini dia;
. ingin doktoral sebelum usia 30, bagus kalau bisa diangkat jadi dosen tetap. bukannya saya ga ingin jadi asisten dosen terus. tapi makin cepat jadi dosen tetap makin banyak hal yang bisa saya lakukan.
. ingin jadi praktisi jugak. membuka biro desain bersama salah seorang teman. sekaligus membuka lapangan pekerjaan.
. tetep perform. mesti saya akui, saya itu born performer (istilah diplomasi untuk 'tukang tampil' hahaha). baik itu sekadar nyanyi di acara kecil-kecilan atau terus bikin ilustrasi dan menulis.
. ingin menulis buku dongeng untuk anak-anak.
. ingin buka sanggar seni atau sekedar tempat singgah anak-anak jalanan, hiks alangkah senangnya saya jika bisa membuatkan oportuniti buat mereka mencicipi kehidupan masa kecil. meski cuma seuprit.
. ingin menjadi seorang guru besar, philanthropist dan art performer. (semoga ga ada yang bilang saya gila)
. ingin punya pernikahan yang bahagia dan sederhana. dengan halaman belakang rumah yang luas, rumah mungil, anjing, kucing, kelinci, ikan mas koki dan burung perkutut.
. ingin hidup sehat.
. dan pada akhirnya, saya ingin hidup saya memiliki makna. tidak sekedar hidup untuk 'menghidupi' diri sendiri.

:)

Kamis, 28 Januari 2010

your thought

is your medusa.

Rabu, 27 Januari 2010

without caffein

i still survive.

jadi pada dasarnya saya kehabisan cara untuk tetap terjaga malam ini. tentu saja, tugas adalah alasan kenapa saya mesti jauh-jauh dari tempat tidur. sementara. beberapa kawan menyarankan saya menyeduh kopi, maybe works on them tapi masalahnya saya gabisa 'ngopi. dan gamau. itu sama seperti kamu ditawari untuk menggunduli rambutmu saat rontoknya bikin kepalamu pitak sebelah (perumpamaan i yang ga nyambung) anyway, itu akan menjadi pilihan paling akhir setelah pilihan akhir pertama dan kedua butuh plan C--bikin pilihan ketiga :D
saya kenal orang terdekat yang ngopinya udah kaya solat wajib lima waktu. ga bisa ga ngopi. dan kuat ga makan berhari-hari asalkan ada kopi. walaupun saya suka geleng-geleng kepala (sambil goyang-goyang pinggul--apasih!) sama kepatuhannya terhadap jadwal ngopi, tampaknya mereka ga cukup terganggu dengan reaksi saya; "ngopi teruuuuuuus...". 
seperti rokok, mungkin kopi juga adalah tools untuk sosialisasi. kenapa bisa sampe ada coffe break instead of juice break or tea break? dan kenapa orang ke cafe itu diasosiasikan dengan "ngupingupi" daripada sekedar "ngemil cemilan mahal"?. dan saya kenal seorang teman yang hanya ngopi ketika ngumpul-ngumpul sama temannya. ada apa ini sebenarnya? 

gambaran itu mengingatkan saya pada scene-scene film "coffee and cigarettes". satu film yang terdiri dari adegan terpenggal-penggal dari situasi yang berbeda. kopi (dan rokok) itu menjadi alat untuk mencairkan suasana di suasana ganjil saat nyaris kehilangan topik pembicaraan. karena ujuk-ujuk mereka bakal mengomentari apa yang ada didekat mereka berdua saat itu. mengomentari rasa kopi. andaikata mereka ngobrol sambil ngemut permen, .... (eeeeeeeeng, lupakan O_O )

okelah, saya minum sesekali. itupun karena icip-icip dari cangkir pacar dan dengan pengawasan ketat dari si pacar. terakhir kali saya nekad nenggak kopi untuk urusan Tugas Akhir, sekali itu saja. saya tumbang besoknya, maag kambuh dan segala rupa masalah lambung. tapi saya ga kepingin jadi orang yang kecanduan (sama apapun) gimana kalau misalnya saya diculik dan terperangkap dalam suatu tempat tanpa kopi? (atau hal-hal yang bikin saya kecanduan) gimana kalau misalnya kecanduan itu bikin saya ga bisa fokus sama problem yang sedang saya hadapi saat saya ga punya candunya? bisa dibilang ini adalah tindakan preventif yang berlebihan. dan saya ga ngerti sama orang yang suka memproklamasikan dirinya adalah pecandu kopi di "about me" facebook atau blog atau you name it lah. apakah sama saja dengan menyebut bahwa kamu bergolongan darah O? atau mengakui kamu naksir ayah temanmu dengan perasaan keren? entahlah. 

well, sepertinya saya sudah tersadar sedikit dari rasa kantuk. baiklah, sekian dulu ocehan "ngantuk" saya malam ini.

Grusse!

please


don't.

watching the world


and where is the love?

Selasa, 26 Januari 2010

summer parade

enough with this winter
i am in the mood of pastel swing

grey on purple on grey


its all about time
passing by

Senin, 25 Januari 2010

apresiasi

pernah tidak, membayangkan bagaimana aroma sebuah musik? atau membayangkan gambaran perasaanmu dibuatnya? mirip seperti potongan video klip yang roll filmnya berputar didalam pikiranmu bersamaan dengan musik yang kamu dengar. lengkap dengan alur cerita dan sensasi emosional yang meletup didalam hati. 
dan tiba-tiba saja sensasi itu membawamu pada memori. rasanya mungkin seperti deja vu. sedikit lebih hangat.
nostalgia. 


Kamis, 21 Januari 2010

berat tauuuuuu

hati saya cukup tergerak hari ini untuk ngesot ke perpustakaan--lokasi paling meyakinkan buat mengeksploitasi keinginan belajar (yeah right!). selain karena internet kamar yang mulai hilang nyali, seperti ada panggilan kuat untuk meningkatkan determinasi belajar tanpa melirik ini, menyentuh gitar, atau sekedar corat-coret sketsa di kertas tempat saya bikin mind mapping

sesungguhnya saya girang bukan main dengan topik essay tugas semester ini, benar-benar menggugah rasa ingin tahu ^^, menjerumuskan isi hati dan pikiran dalam tumpukan referensi inipun rasanya saya rela( this is ironic). ahah,  seolah memaksakan diri damai sentosa padahal jejeran deadline didepan mata cukup bikin ketar-ketir. andai saja saya bisa rikues sama Tuhan buat memanjangkan satu hari jadi 30 jam>_< (which is ga ngaruh, karena kelebihan 6 jam malah bikin saya tambah leha-leha).

jadilah alam dunia saya sarat dengan dag-dig-dug der berharap semua bisa diselesaikan pada waktunya. belum lagi ketika seorang teman kuliah meminta bantuan untuk mengurusi surat pengunduran dirinya dari satu program yang satu untuk pindah ke progam kuliah  lain, butuh mengerahkan kemampuan otak dalam membuat alasan logic. sedikit banyak, saya menaruh saham "pertanggung jawaban" jika seandainya permohonan dia ditolak (syukur2 kalo cuma ditolak, kalo sampe diusir dari falkutas. bisa berabe). itu mengalihkan perhatian saya terhadap niatan awal datang belajar ke perpus. (bener-bener orang yang gamau rugi).

jadi kalaupun tiba-tiba seorang yang sedang patah hati "menuntut" saya untuk memberikan opini setelah dia mengeluh panjang lebar pada saya via yeem padahal saya sedang ga punya hasrat buat meladeni dia, ya jangan protes dong! saya pun punya waktunya kapan malas berpendapat dan malas bercerita. 

saya bosan tau harus melulu mendengar keluhan yang sama. masalah kamu itu sebenernya adalah dirimu sendiri, jangan salahkan sekitarmu dulu.

komunikasi itu bukan keharusan lho, tapi kebutuhan. kalo ada interaksi dua arah dengan seimbang, ya syukur. kalau salah satu mulai mencuri jatah yang satunya dan ada perilaku "mengundurkan" diri, ya jangan dicolek-colek lalu semerta-merta nagih opini dong. lagi-lagi opini itu hukumnya bukan wajib. bicara sama diapun bukan ngomong sama lembar ujian yang mesti dijawab dalam waktu 3 menit. 

oh please, stop nagging this time, will you? or just simply consider my state of mind when you keep talking the same matters all the way around. and please at least stop thinking that u are above all human being. i'm so sick of those kind of people. so i dont think this is fine. 

jangan bergantung sama saya ya....(baca judul)

Sabtu, 09 Januari 2010

tandatanda matigaya

dingin.
pemanas ruangan sudah di setting hingga maksimal, selimut sudah membungkus badan, namun dingin tetap bertiup entah dari celah jendela mana. membulak-balik badan diatas kasur tandanya belum bisa tidur. padahal badan lelah sekali walaupun belum waktunya mengantuk. makin lama, kian menggulung di balik selimut. 
tapi tetap kedinginan. 
dan ga bisa tidur. jadilah saya membayangkan hal-hal menyenangkan.
tiba-tiba kepikiran proposal thesis
no!no!
duh, lalu saya mengganti posisi kepala dan mulai lagi membayangkan hal lain yang menyenangkan;seputar kepulangan maret nanti.
tapi tiba-tiba kepikiran bagaimana kalau seandainya saya ga bisa pulang karena satu dan lain hal. lalu mencoba menerka-nerka apa saja kemungkinan satu dan lain halnya itu.
no!no!
begini mikirnya malah makin jauh dari rasa ingin tidur. dari pada bengong ga berarti lebih baik bangun dan buka komputer. at least, i'm doing something (hopefully). bangun lalu menyalakan lampu kamar. and guess what? tampak ga ingin diajak begadang malam ini, lampu kamar mati.
.
.
.
jadi sayapun mengulet dikasur, mbopong leptop supaya bisa ditongkrongi sambil tiduran.
bukan ide yang baik,mata malah jadi perih.
tiduran lagi deh,
.
.
.
ugh! 

Selasa, 05 Januari 2010

maret harus pulang!

artinya semester ini mesti lulus semua, amin.

*please please God, beri saya kekuatan...*

Senin, 04 Januari 2010

selama ini




apa yang terjadi setelah hampir setahun setengah di negeri orang;
1. rambut gondrong namun rontok
2. muncul keriput dini
3. tumbuh uban
4. kehilangan senyum innocent (bah ?!)
5. mata cepat lelah
6. kulit kering dikala winter akibat malas pake pelembab
7. memar-memar dikala kelelahan
8. betis membengkak
9. gemar memijat badan sendiri
10. sudah tidak peduli dengan timbangan
11. merasa perlu menengok rumah...

putih

saya benci winter.
apalagi salju yang mulai mencair dan menjadi es licin. tergelincir di jalanan bukan pengalaman lucu walaupun kemungkinannya besar. 
ide mengenai boneka salju itu tolol. kenapa sih repot-repot membenamkan jejarian di tumpukan salju yang dinginnya menusuk  leher lalu esoknya boneka salju luluh lantak dihancurkan angin? 
imej musim dingin juga membosankan sekali, seperti lukisan hitam putih tinta cina. semuanya terasa lambat dan kurang berhasrat, betul-betul menjemukan. seandainya saja ada sinar matahari, akan sangat menolong. 
tapi anehnya, saya suka bergulingan di atas hamparan salju. kesenangan tiada habisnya.
rasanya hangat.
benar-benar gak masuk akal.