Selasa, 23 Maret 2010

get off!

i hate it when people approach me acting they know everything as they can't even realize i'm not interested or being captivated by their story or whatsoever. 

and now i'm talking nonsense. blah!

Jumat, 19 Maret 2010

si tukang minta!

Dear Tuhan,

Boleh tidak, saya meminta lebih 
dari apa yang telah saya terima?

ps: jawabnya jangan lama-lama ya

Senin, 15 Maret 2010

the boy in the stripped pajamas

menonton ini, lagi-lagi saya tergerakkan oleh dorongan seorang anak kecil yang menemukan secuil permainan dalam dunianya. karena mereka melihatnya dengan cara yang berbeda dan menjengkelkan. 

siapa mengira, dalam pemahamannya yang lugu dan innocent, anak-anak memberikan sudut pandang yang mencengangkan mengenai arti seorang teman dan makna bermain. tidak peduli, siapa kawan dan bagaimana keadaan--skeptis terhadap suapan doktrin orang dewasa terhadap lingkungan sekitar.

sungguh, dua menit terakhir film ini membuat saya tercekat oleh luapan ketidakberdayaan. tragedi yang ironis. 

begitulah.

Rabu, 10 Maret 2010

gondok

kalo Gondok itu sejenis makanan, mungkin bakal saya muntahkan langsung begitu tertelan. akibat reaksi yang luar biasa tanggapnya terhadap rasa yang memuakkan. namun kali ini rasanya amat menjengkelkan. dan saya terpaksa harus tidur tidak tenang setelahnya. 
begini, biasanya tugas akhir semester perkuliahan saya itu rata-rata berupa paper untuk yang 3 credits seminar. mata kuliah yang mengeruk ekstra tenaga, pikiran, biaya dan mood (seperti desain) memiliki jumlah credits yang beragam; dari 6 sampai 21 credits. kadang-kadang dark age pun masih jaman. dosen ngasih tugas yang bobotnya ga sebanding dengan jumlah credits. semacem itulah. 
nah, untuk mata kuliah lecture, biasanya mahasiswa ga bikin paper buat tugas akhir semester. melainkan dihadang sama exam yang bertubi-tubi--setidaknya begitulah standarnya. 
lecture yang satu ini, dari awal saya udah curiga karena pembicaranya lebih dari satu orang-- gimana ntar mereka bikin soal buat ujian. bukan cuma itu, saya juga dengan dudulnya salah mengira; seharusnya "Simulating city" bukan "Stimulating city". 
jadilah memang ini lecture dengan materi yang agak membingungkan. satu pertemuan untuk satu materi dan pembicara. asisten profesor berlaku sebagai moderator dan jadi orang yang kena pertanyaan "kuliah macam apa ini?" dari mahasiswa yang ambil inisiatif. sementara profesornya lebih sering datang terlambat dengan rambut acak-acakan (oh maafkan, saat itu sang profesor belum jadi pembimbing thesis saya >_< ).
dan, ternyata kita mesti bikin semacem paper dari salah satu materi perkuliahan sebagai ganti exam semester akhir. 
eng ing eng.

gue gak bisa mbolos dong! 

jelas, artinya kita harus tetep stay-tune di kelas dari jam 19.00-20.30 di malem winter. karena ga bakal ada sambungan materi dari minggu lalu untuk minggu sekarang dan minggu sekarang berlanjut ke minggu depan. semua dalam paket sehari. 
sampai akhirnya, saya memutuskan buat ngambil satu topik tertentu untuk jadi bahan paper saya. topiknya tentang space syntax, dan kebetulan saya agak tertarik. 

seperti biasa, sambil multitasking ngerjain tugas lain, saya cicil-cicil ngerjain paper ini. karena terus terang, bahan bacaannya juga ga mengada-ada banyaknya dan saya butuh waktu buat mengerjakan. 

bagian gondoknya adalah; si teman saya ini, inisial V bangsa I,  menyebut saya kurang efektif dalam bekerja. 
iyalah, nyambi ini itu. 

setelah saya mengumpulkan si paper, V tiba-tiba menyadari kalau dia sama sekali ga tau harus nulis apa. nah lo. begonya lagi saya, waktu dia bilang dia mau cari inspirasi lewat tugas yang sudah selesai saya buat, semerta-merta saya kasih tanpa perlawanan. 

mana mungkin dia ngejiplak. 

hahaha

sampai akhirnya, dua hari setelah itu saya penasaran ingin liat hasil kerjaan dia. dan ternyata lalalala, itu semua dia kopi paste begitu aja apa adanya. pas saya tanya, kenapa dia begitu, dengan santainya dia jawab, "ah common, i have no idea to write it on my own"

WTF

mau mencak-mencak udah habis tenaga. apa maunya nih anak. mau bikin berdua kena pasal mencontek bersama dan ditendang bersama-sama pula?! 
beruntung karena belum dia kirim tugas itu sebagai final work. dan taulah, selanjutnya saya langsung pasang aksi mogok bicara. gondok.

honey and cinnamon

penantian, selama masih dalam hitungan tahun manusia, tidaklah seberapa. 

tapi sampai kapan?

lebih mendebarkan dari langkah mundur menuju penjagalan. 

kamu pergi dari lindungan bebatuan seperti anak rusa setelah pohon rindangmu rubuh akibat luapan badai. kamu terbebaskan dari balutan rahim kasih sayang dari ibu yang tidak akan memilikimu setelahnya.
tidak akan pernah. 

karena kamu tidak akan kembali.

mungkin dengan berlali seharian, terjerembab ke lumpur cacian dan tersambit ilalang kamu akan sejenak mengunjungi penantianku. sekedar meminta perhatian dan ingin dibelai. 
tak apa.
tak apa-apa. 
setelah itu kamu akan kembali pada samudramu dan aku tak akan selalu bisa menjadi genangan air hujan untukmu. 

aku tak akan meminta lebih.



Selasa, 09 Maret 2010

berkaca

ada saatnya sepi ketika ditinggalkan diri sendiri. entah bersembunyi dimana. 
mungkin yang sebagian itu hilang pegangan dan menjelma menjadi keraguan, menghilang ditengah jalan tanpa disadari bagian diri yang lain. 
kini didepan pintu akhir, semerta-merta sibuk mencari isi jiwa. lolos kemana?

"apakah yang selama ini membawamu hingga ke ujung jembatan ini wahai raga?" 

pernahkah merasa kelelahan?  fokus didepan mata buram akibat sesuatu yang datangnya tidak diharapkan. dan itu mengusikmu. membuyarkan prioritas. membelah harimu menjadi dua. membuatmu melakukan hal lain diluar rencana. 
pada saat kadar toleransi kita enol besar akan kehadiran malapetaka setelah berlari setengah jalan, tiba-tiba saja seperti dipaksa melakukan dua hal yang sama sekali berseberangan--keras kepala atau menerima? 
padahal manusia semestinya senantiasa siap. jika ia beriman. 

mungkinkah saya kurang beriman? 
hanya karena saya lelah untuk bereaksi dan memikirkan konsekuensinya. 

Senin, 08 Maret 2010

diatas langit masih ada langit

dipikir-pikir, saya masih susah meredakan kepanikan. tapi setibanya tampill diatas podium, atau panggung, atau dengan tatapan penonton,  tiba-tiba entah dari mana saya bisa menghirup ketenangan sejadi-jadinya. bicara didepan orang sebanyak itu mengalir seolah sebelumnya saya memang seperti itu. saya berpikir, seandainya dari sebelum muncul pentas, saya bisa setenang itu, tentu hasilnya akan lebih baik lagi. 

sebelum menunggu giliran presentasi untuk model project forum internasional itu, saya kerap ngoceh ga keruan tentang bagaimana kalau nanti saya lupa apa yang akan saya bicarakan didepan forum pada rekan kuliah saya. dan mereka senantiasa menguatkan saya, kalau semua akan baik-baik saja. tapi saya tahu itu. semuanya akan baik-baik saja. mungkin inilah yang disebut dengan menurunkan kadar ekspetasi sebelum memulai petarungan, atau mengalihkan perhatian lawan terhadap kemampuan saya sebenarnya. 

dari dulu saya sadari, kalau saya ini memang manipulatif. tapi tetap saja, saya lebih mendambakan ketenangan. buat saya, diam lebih baik. lebih pintar. tentu, dalam diam itu saya bisa melakukan banyak hal, seperti mengobservasi keadaan, merumuskan strategi, mendeteksi kekuatan dan kelemahan sekitar atau refleksi terhadap diri sendiri. meditasi. 

selesai model project forum, nama saya dipanggil sebagai peringkat ketiga (tentu saja saya ga berharap sebesar ini sebelumnya). begitulah, jadi saya merasa kepanikan saya ga ada gunanya, cuma buang-buang energi. saya masih harus belajar bagaimana mengendalikannya. 

bah! ini saya nulis apaan sih?

Senin, 01 Maret 2010

hitung mundur

29 hari lagi...
i'm coming home...