Minggu, 30 September 2007

namanya mamoru

cinta pertama saya adalah tokoh kartun pemeran sampingan bernama mamoru chiba dan disaat genting, dia menampakkan sisinya yg lain --taxido mask,memakai tuxedo perlente dan jubah hitam yang bergoyang di kegelapan malam.

saya selalu merasa dialah sesungguhnya obsesi.

apa yang saya asumsikan mengenai dirinya adalah harapan kanak kanak saya. mamoru chiba saya lihat sebagai lelaki dewasa,dengan selera humor dan family man (saya akui, sekarang ini alasan saya pertama kali tertarik pada lawan jenis adalah kemampuan humornya yg diatas rata2 dan penyayang keluarga sejati)

lalu ketika ia menjadi taxido mask, keinginannya yg kuat untuk melindungi, kuat dan dapat diandalkan bikin saya terpana banget.

jadi, benarkah saya masih mencari cari sosok taxido mask untuk saya? hmmm,konyol

delete

kemarin saya terjaga, setengah malam saja--namun tampak selamanya. menimbang-nimbang, apakah ingatan akan semudah ini saya hapus lalu direlakan pada masa lalu? menjadi setapak yang telah saya lewati bersamanya, meski tak pernah sampai pada ujung jalan.

masih memikirkan.

akhirnya satu satu saya hapus sekian sms yang sudah saya kumpulkan sejak pertama kali mengenalnya, tidak rela, tidak ragu.

hati saya sakit.

dia dan caranya entah mengapa seperti mengabaikan kedukaan saya, beralih sok tahu dan merasa paling tahu. saya terintimidasi.
sampai tadipun masih ada sepuluh lusin sms tersisa--hapus,hapus,hapus. urusannya beres sampai disitu? tidak. nenek nenek lacurpun paham bahwa menghilangkan ingatan tak semudah menciptakannya. ada yang menyapa, minum teh sore bersama diserambi namun tidak pamit pulang. begitulah memori itu.

Minggu, 23 September 2007

percakapan diare

setelah obrolan petang di meja makan, dengan perut yg tak terlalu kenyang dan secangkir teh panas agak dingin untuk diminum -- saya mengakui bahwa,kisah yang saya dengar barusan tidak akan pernah menjadi membosankan atau terlalu tua untuk saya ingat.
bagaimana dengan senyum tertahan,ibu saya menceritakan bahwa saya menjadi pencarian seisi rumah ketika berusia 4 tahun tidak ada dirumah pada waktu malam --saya heran, kenapa sebelumnya ketidakberadaan saya engga disadari-- ternyata kebiasaan saya bepergian sendirian,penuh kemandirian, berkunjung kerumah tetangga, menyapa mereka dan pulang dengan membawa pakaian baru dari ibu rumah tangga kegenitan adalah kepribadian saya yang murni. saya emang suka melonyor pergi dan percaya diri akan baik-baik saja walaupun cuma sendiri. dari dulu saya menikmati sendirian, tanpa takut merasa kesepian.
selama tiga bulan penuh saya pernah dirawat kerabat karena ibu saya melakukan pelatihan diluar kota dan ayah (tiri) saya angkat tangan ngurusin saya seharian --belum lagi sebenarnya pada awal-awal tahun usia saya, saya diasuh oleh nenek-- jadi terkadang saya merasakan betapa kasih sayang yang saya peroleh tidak pernah lengkap dari dulu hingga kini. ada kekesalan tentu saja, karena hari-hari masa kecil saya memang tidak selamanya memiliki saat-saat penuh cinta --yang selalu, katakanlah mendambakan pillow talk, ciuman selamat malam dan kata "aku cinta kamu"--
namun, kekesalan itu tidak berlangsung lama saat saya mengetahui seseorang sedang berusaha menebusnya. menebusnya dengan doa dan harapan meminta agar saya menjadi manusia yang bahagia.
mendengarkan ibu saya bercerita bagaimana ia setiap malam, dalam tahun2 akhir kehamilannya selalu membacakan surat maryam untuk kandungannya.lalu usahanya untuk membuatkan lesung pada pipi saya dengan bantuan bawang putih lalu kengerian saya karena saya nyaris gak beralis kalau saja ia tidak rajin mengoleskan minyak kemiri pada sibakal calon alis.serta urusan-urusan lain dimana ia memperhatikan setiap detail--menjemur saya dengan rutin, gemes karena rasa ingin tahu saya yang bisa bikin repot,geli karena pertanyaan2 bodoh saya yang nampak seperti orang kampung,kerewelan saya yg bisa menjemukan, dan lain lain dan lain lain--

saya pikir, kenapa saya banyak menghabiskan waktu untuk memikirkan sesuatu yang memang tidak pernah ada dan bukannya bersyukur akan sesuatu yang nyata dan sudah ada --selalu ada--
saya punya kenangan tentang itu, dan saya memilikinya hingga sekarang.
adalah ibu saya.

Selasa, 11 September 2007

timeless

seberapa jauh keinginan saya untuk mati dan betapa saya mencari alasan untuk tetap hidup, tak ada satupun memuaskan kegilaan ini.

jadi saya memilih,
untuk...