saya tidak pernah merasa bahwa saya merupakan seorang umat yang terlalu taat. beberapa kali saya menyadari betapa inginnya saya menentang sesuatu yang landasannya tidak dapat masuk akal pikiran saya. padahal saya ga bermaksud menjadi reaktif, tidak saat ini.
ada suatu wacana menari-nari dalam alam jiwa saya: bahwa agama yang mengajarkan kesetaraan manusia-secara sosial maupun dimata Tuhan- ternyata tidak mengubah sistem pembedaan manusia yang sangat diskriminatif dan patriarkis, yang sudah berabad-abad disakralkan masyarakatnya. ternyata, berbagai ajaran cintakasih dan kemanusiaan tak bergeming di hadapan kekerasan hati manusia untuk meninggikan diri dihadapan 'mereka' -kelompok manusia lain- yang karena satu dan lain hal dianggap najis, tak sama dan tak layak berdampingan dengan 'kita'. terlalu banyak contohnya, dan saya ga bisa menyimpulkan apa motifnya secara objektif. semacam campuran yang unik antara progresivisme dan kepicikan yang sama-sama ekstrim.
ah, jadi eneg mikirin awal dan akhir lingkaran...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar