Rabu, 27 Januari 2010

without caffein

i still survive.

jadi pada dasarnya saya kehabisan cara untuk tetap terjaga malam ini. tentu saja, tugas adalah alasan kenapa saya mesti jauh-jauh dari tempat tidur. sementara. beberapa kawan menyarankan saya menyeduh kopi, maybe works on them tapi masalahnya saya gabisa 'ngopi. dan gamau. itu sama seperti kamu ditawari untuk menggunduli rambutmu saat rontoknya bikin kepalamu pitak sebelah (perumpamaan i yang ga nyambung) anyway, itu akan menjadi pilihan paling akhir setelah pilihan akhir pertama dan kedua butuh plan C--bikin pilihan ketiga :D
saya kenal orang terdekat yang ngopinya udah kaya solat wajib lima waktu. ga bisa ga ngopi. dan kuat ga makan berhari-hari asalkan ada kopi. walaupun saya suka geleng-geleng kepala (sambil goyang-goyang pinggul--apasih!) sama kepatuhannya terhadap jadwal ngopi, tampaknya mereka ga cukup terganggu dengan reaksi saya; "ngopi teruuuuuuus...". 
seperti rokok, mungkin kopi juga adalah tools untuk sosialisasi. kenapa bisa sampe ada coffe break instead of juice break or tea break? dan kenapa orang ke cafe itu diasosiasikan dengan "ngupingupi" daripada sekedar "ngemil cemilan mahal"?. dan saya kenal seorang teman yang hanya ngopi ketika ngumpul-ngumpul sama temannya. ada apa ini sebenarnya? 

gambaran itu mengingatkan saya pada scene-scene film "coffee and cigarettes". satu film yang terdiri dari adegan terpenggal-penggal dari situasi yang berbeda. kopi (dan rokok) itu menjadi alat untuk mencairkan suasana di suasana ganjil saat nyaris kehilangan topik pembicaraan. karena ujuk-ujuk mereka bakal mengomentari apa yang ada didekat mereka berdua saat itu. mengomentari rasa kopi. andaikata mereka ngobrol sambil ngemut permen, .... (eeeeeeeeng, lupakan O_O )

okelah, saya minum sesekali. itupun karena icip-icip dari cangkir pacar dan dengan pengawasan ketat dari si pacar. terakhir kali saya nekad nenggak kopi untuk urusan Tugas Akhir, sekali itu saja. saya tumbang besoknya, maag kambuh dan segala rupa masalah lambung. tapi saya ga kepingin jadi orang yang kecanduan (sama apapun) gimana kalau misalnya saya diculik dan terperangkap dalam suatu tempat tanpa kopi? (atau hal-hal yang bikin saya kecanduan) gimana kalau misalnya kecanduan itu bikin saya ga bisa fokus sama problem yang sedang saya hadapi saat saya ga punya candunya? bisa dibilang ini adalah tindakan preventif yang berlebihan. dan saya ga ngerti sama orang yang suka memproklamasikan dirinya adalah pecandu kopi di "about me" facebook atau blog atau you name it lah. apakah sama saja dengan menyebut bahwa kamu bergolongan darah O? atau mengakui kamu naksir ayah temanmu dengan perasaan keren? entahlah. 

well, sepertinya saya sudah tersadar sedikit dari rasa kantuk. baiklah, sekian dulu ocehan "ngantuk" saya malam ini.

Grusse!

3 komentar:

pupuchum mengatakan...

kelen keshu... pu naksil... kaya iklan layanan masyalakan lual negeli XD

satirelane mengatakan...

sunggu? tp ini bikinan mu semata lho XD

pupuchum mengatakan...

XD anggu kelen pu suka ♥