banyak cara untuk tetap menjadi bodoh dan berpaling dalam kesalahan yang sama. tetapi hari tidak akan menuju kemarin untuk kita membenahi hati yang runtuh. hari selama-lamanya akan menuju esok. itulah pemberian semesta.
saat diajak berandai-andai mendapat kesempatan mengulang waktu, saya akan sepenuh hati menolak tawaran itu, tersenyum dan menciptakan perandaian lain. ketika masa lalu saya sudah tersapu, saya tidak ingin mengorek tumpukan serpihan yang itu--mencari serpihan kekeliruan lalu memperbaikinya, mengaduk serpihan kesenangan lalu kembali mencicipinya, mengais pilihan jalan dan berbelok ke arah sebenarnya. semata adalah keinginan untuk selalu sempurna, berada diatas. lupa 'kebutuhan' untuk sesekali menderita,berada dibawah.
weeping may endure for a night but joy comes in the morning.
saya bukannya tidak ingin selalu bahagia, namun saya ingin merasa sangat bahagia sekaligus bersyukur. tapi apakah saya bisa benar-benar mensyukuri kebahagiaan kalau sebelumnya saya tidak ditimpa kesulitan? dan memaknai hidup sebagai perjalanan? semisal nasib adalah roda gerobak, dan kesenangan menempatkanmu diatas, tentulah dia tidak akan berputar. nasib akan sesekali menempatkanmu dibawah. lalu karenanya gerobakmu berjalan. hidupmu berjalan.
kesadaran akan adanya balance, harusnya tidak menjadikan manusia tamak. meraup segala kesenangan secara intense dan egois. dan melalaikan hukum alam.
rasa sakit itu juga manusiawi. rasakan gerusannya. rasakan pedihnya. rasakan bagaimana sesaknya hati akibat putus asa. jangan cengeng. jadilah kuat.
sorry for being too macochist.
karena itu, saya benar-benar tidak mengerti mereka yang ingin mengulang waktu. mengganggap masa lalu lebih baik dari masa sekarang? ataukah karena masa lalu merupakan sumber kesalahan dari masa kini?
just pathetic.
mungkin dia adalah seorang nihilist-- adalah mereka yang "mati" secara eksistensi karena telah mengabaikan nilai nilai universe--
saat diajak berandai-andai mendapat kesempatan mengulang waktu, saya akan sepenuh hati menolak tawaran itu, tersenyum dan menciptakan perandaian lain. ketika masa lalu saya sudah tersapu, saya tidak ingin mengorek tumpukan serpihan yang itu--mencari serpihan kekeliruan lalu memperbaikinya, mengaduk serpihan kesenangan lalu kembali mencicipinya, mengais pilihan jalan dan berbelok ke arah sebenarnya. semata adalah keinginan untuk selalu sempurna, berada diatas. lupa 'kebutuhan' untuk sesekali menderita,berada dibawah.
weeping may endure for a night but joy comes in the morning.
saya bukannya tidak ingin selalu bahagia, namun saya ingin merasa sangat bahagia sekaligus bersyukur. tapi apakah saya bisa benar-benar mensyukuri kebahagiaan kalau sebelumnya saya tidak ditimpa kesulitan? dan memaknai hidup sebagai perjalanan? semisal nasib adalah roda gerobak, dan kesenangan menempatkanmu diatas, tentulah dia tidak akan berputar. nasib akan sesekali menempatkanmu dibawah. lalu karenanya gerobakmu berjalan. hidupmu berjalan.
kesadaran akan adanya balance, harusnya tidak menjadikan manusia tamak. meraup segala kesenangan secara intense dan egois. dan melalaikan hukum alam.
rasa sakit itu juga manusiawi. rasakan gerusannya. rasakan pedihnya. rasakan bagaimana sesaknya hati akibat putus asa. jangan cengeng. jadilah kuat.
sorry for being too macochist.
karena itu, saya benar-benar tidak mengerti mereka yang ingin mengulang waktu. mengganggap masa lalu lebih baik dari masa sekarang? ataukah karena masa lalu merupakan sumber kesalahan dari masa kini?
just pathetic.
mungkin dia adalah seorang nihilist-- adalah mereka yang "mati" secara eksistensi karena telah mengabaikan nilai nilai universe--
Tidak ada komentar:
Posting Komentar