Sabtu, 02 Mei 2009

vorbei ist vorbei

heran, kenapa ya ada orang yang suka repot-repot mempersulit dirinya? terlihat ingin begitu susah dan malah menularkan pikiran jahat... padahal drama itu pada akhirnya hanya akan membenamkan kaki dia di adukan beton, memberati ayunan langkahnya...
mungkin bagi mereka yang seperti itu, menderita adalah cara jitu untuk mem"promosikan" dirinya? menarik simpati dari orang-orang dan meraup penggemar yang berempati? oh, well...mudah-mudahan ga begitu deh. karena semestinya sesuatu yang dibelakang itu hanya bisa ditengok sesekali, bukan malahan dikunjungi berkali-kali. percuma dong hidup sampe hari ini kalau terjebak melulu sama masa lalu. sesakit apapun itu...

(ada temen saya yang sekarang sudah merasa keren, padahal dulunya dia merasa begitu awut-awutan, rajin mengeluh, gemar membandingkan dan berpikir bahwa Tuhan tak adil padanya dengan masalah yang di'hadiah'kan bertubi-tubi. hingga akhirnya dia menyadari bahwa sudah saatnya dia mengubah caranya untuk bereaksi terhadap masalah, salah satunya adalah dengan berpikir positif...)

Tidak ada komentar: