ini pembicaraan santai selepas makan malam, antara saya dan seseorang yang sangat berarti buat saya (saya ga bisa bilang dia pacar, soalnya perannya lebih dari sekedar pacar, hehehe) tiba-tiba saja, kami ngomongin soal kedewasaan dan manifestasinya apa lalu menerka-nerka contoh orang-orang dewasa disekitar kami dan tiba dalam suatu kesimpulan yang ga layak disebut kesimpulan bulat karena diantara kami sendiri masih ada perdebatan dan yaaah...saya sendiri ga yakin bahwa kesimpulan sekejap itu akan bertahan lama. pada intinya, yang kami dapat pahami adalah bahwa kesimpulan itu bukan suatu hasil akhir, melainkan proses yang berlangsung setiap saat. walaupun dapat dikatakan bahwa manusia dewasa itu adalah manusia poduktif, bukan berarti seorang pria berusia 20 tahun keatas dan sudah bekerja sama dengan dewasa. karena menurut kami, hehehehe... kedewasaan merupakan kondisi diri seseorang dalam keadaan mental yang mantap. pengujinya adalah masalah. itulah mengapa manusia dihadapkan pada masalah yang beragam tiap harinya, karena manusia berproses (human being). masalah itu bisa mendistract fokus, dan manusia dengan mental yang siap akan siap pula menjalaninya.
tidak semata-mata dianugrahkan kepada kita, kemantapan mental itu sendiri dipengaruhi olah banyak hal tergantung kepribadian manusia itu sendiri, seperti ketetapan hati, intelektual, spiritual, kasih sayang dan lain-lain. saya bisa mengatakan bahwa seorang koruptor bukanlah seorang manusia dewasa. ketika manusia mencuri dari ibunya sendiri (maksud saya disini adalah tempatnya dibesarkan, tanah airnya) itulah kondisi manusia dengan mental yang fragile membuktikan bahwa dia tumbuh dengan kurangnya kasih sayang, pengetahuan, spiritual dan ketetapan hati.
jadi, apa yang akan terjadi bila tak ada manusia dewasa di dunia ini? mungkin alam semesta akan berhenti berkembang, mungkin peradaban akan maju kebelakang, mungkin...?
entahlah, saya sendiri masih belum (menjadi) dewasa kok...hihihi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar