Belum lama ini, kelinci saya si umay (kelinci jenis lion himalaya) memiliki kebiasaan baru yang cukup membuat seisi rumah terkikih dan tak jarang merasa risih. Gimana engga, sejak umurnya genap 2 tahun sehari setelah ulang tahun saya tanggal 13 agustus, kelakuan minusnya makin menjadi(brutal) –sekarang umay hobi jilat2 jempol atau telapak kaki orang, jilat kain pembungkus bantal, jilat ujung meja, jilat,jilat,jilat. Tidak hanya itu, beberapa penghuni rumah bahkan pernah memergokinya sedang melakukan ”self service” pada kain lap tempat yang biasa dia kencingi.
Umay itu kelinci jantan,dimanja sepenuh hati, mahkluk menggemaskan yang mudah diampuni bila giginya udah nyamber kabel listrik atau mebel kayu hanya dengan menunjukkan tampang ”bodoh”nya. Dia pangeran dirumah ini, segala gerak geriknya diamati, sesuatu yang baru dari dia amat dinanti. Seperti dua kebiasaan baru umay yang salah satunya bikin kita –terutama saya—kelabakan mencari solusinya (saya gak bilang tentang kebiri lho)
Sepakat, kami harus mencarikan umay ”teman” wanita. Ada beberapa pertimbangan disini, kelinci itu lebih baik dipungut sedari bayi supaya bisa diajari macam2 dengan cermat, walaupun repotnya minta ampun (waktu umay masih 4 bulan, dia tidur sekasur sama saya, masih buang air sembarangan, dan jalannya suka nabrak2) tapi pertimbangan lainnya adalah supaya bisa mengimbangi kebutuhan biologis umay, calon ”teman”nya harus kelinci betina yang matang dan siap untuk dikawin. Tetapi, kendala kelinci yang udah dewasa itu bisa jadi ndableg, susah diatur, belum lagi dengan kepribadian yang gak bisa dipastikan.
Adik saya menyarankan untuk mencari kelinci betina yang masih bayi saja, jadi bisa diajari dari awal, supaya untuk seterusnya ga ngerepotin (umay itu kalo laper minta, punya sudut tempat pipis dan tertib buang air besar)—tapi itu artinya umay harus menunggu kurang lebih setahun lagi saat usianya sudah 3 taun lebih (setengah dari masa hidup rata2 kelinci) atau kalau mau memaksakan, kita ”bikin” aja mereka kawin yang artinya saya mengajarkan umay bertindak tidak senonoh terhadap kelinci dibawah umur, huhuhuhu.
Jadi, akhirnya saya memutuskan untuk mencari kelinci betina yang setengah umur umay, mungkin masih bisa diajari dan mudah2an cukup subur untuk dikawinkan (teori saya adalah manusia saja wanitanya bisa lebih cepat dewasa dibandingkan pria, masa binatang ga bisa pake dasar teori yang sama?) dengan umay. Saya udah bisa ngebayangin betapa lucu (repotnya) anak2 mereka nanti (duh, dicari calonnya aja belum).
Sabar ya umay...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar